HIPNOSIS DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

 HIPNOSIS DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA



Hipnosis sebagai ilmu yang dinamis saat ini tidak bisa dipungkiri berkembang pesat di dunia internasional bahkan di Indonesia. 


Praktisi hipnosis menerapkan pendekatan ilmu dan seni berbasis komunikasi ini di bidang dan profesi yang mereka geluti, sebagai contoh ada dokter yang mengaplikasikan hipnosis, ada pebisnis yang menerapkan pola komunikasi hipnosis, ada juga psikolog yang menggunakan hipnosis dalam prakteknya, ada juga pendidik bahkan dosen yang asik mempraktikkan pola hipnosis ketika proses pembelajaran, dan jika mau melihat kearifan lokal di Indonesia, banyak tokoh spiritual yang menggunakan pola-pola hipnosis. 


Dari sekian banyak contoh di atas, kreatifitas sebenernya dibutuhkan oleh mereka yang mempelajari hipnosis, dalam bidang apapun, maksudnya, tanpa perlu meninggalkan profesi intinya, mereka tetap bisa menggunakan hipnosis. 


Penelitian terbaru dari praktisi pendidikan yang juga pembelajar hipnosis mengatakan bahwa, semua bentuk aktivitas yang melibatkan otak kanan adalah fenomena hipnosis. 


Apa maksudnya? 


Dalam dunia pendidikan, otak kanan sering disebut otak kreatif, imajinatif, intuitif, visualisasi dan imajinasi, yang berhubungan dengan data, dalam ilmu hipnosis disebut pikiran bawah sadar, hanya terminologi dalam dunia pendidikan disebut otak kanan. 


Dan sebaliknya otak kiri yang bersifat analisis, kritis, fakta dan logika yang menginformasikan tentang kinerja pikiran sadar. 


Nah, dari teori yang diberikan oleh salah satu pakar hipnosis yaitu Gerald F Klein, mengatakan bahwa "Hypnosis is Communication Method to Bypass The Critical Factor In Subconscius Mind and Established the Selective Thingking.", yang terjemahan bebasnya adalah " Hipnosis adalah metode komunikasi yang digunakan untuk menembus area kritis sehingga terjadi pola pikir yang selektif atau fokus terhadap sesuatu, dan fenomena ini tidak ditemukan saat tertidur, tetapi saat seseorang memasuki kondisi rileks. 


Dalam proses seorang Juru Hipnotis atau Hipnoterapis, akan memandu imajinasi seseorang untuk fokus pada kata tertentu, misalnya kalimat "rileks, rileks dan rileks", jika subjek menerima ide dan sugesti yang diberikan, maka seorang Juru hipnosis bisa memunculkan fenomena hipnotik berdasarkan data yang dimiliki subjek, dengan modalitas visual, audio dan kinestetik, bahkan bisa membuat skema baru untuk visualisasi. 


Jika memang kita sepakat bahwa kata lain dari fungsi pikiran bawah sadar dan fungsi otak kanan adalah sama, maka sejatinya tanpa perlu dipandu oleh seorang Juru Hipnotis dan Hipnoterapis pun, seriap harinya kita bisa otomatis berada dikondisi hipnotik, hanya kita belum menyadarinya. 


Fenomena seperti Time Distortion, saat kita lompat ke masa lalu, membayangkan masa depan, bengong, memikirkan seseorang, kesedihan, terpesona, bahagia dan fokus pada objek tertentu, dan ini adalah fenomena hipnotik natural yang terjadi pada kita, sebab saat itu diri kita tidak mengkritisi sebuah situasi yang kita sedang alami. 


Bahkan seseorang yang sedang jatuh cinta bisa sangat terhipnosis kepada gebetannya, pagi, siang dan malam mikirin melulu, tanya sudah makan belum, dsb, dan biasanya dua insan yang sedang jatuh cinta bisa saling menghipnosis dan terhipnosis, sebab mereka fokus kepada apa yang terjadi pada mereka berdua dan daya logis bisa terkikis. 😅


Lalu dengan kedua sudut pandang dan penjelasan fenomena hipnosis di atas, apakah kita bisa bilang kita ga pernah terhipnosis? atau tidak bisa menghipnosis atau dihipnosis? 


Bisa saja, jika orang tersebut punya teori yang berbeda tentang definisi hipnosis, misalnya hipnosis adalah hilangnya kesadaran (Pingsan Maksudnya?) 😃, atau bisa mengikuti setiap perintah orang lain tanpa mengkritik, jika ada yang berpikir seperti itu sah saja, dan sangat manusiawi. 


Lalu pertanyaan selanjutnya adalah, apa fungsi dan peran dari seorang Juru Hipnotis atau Hipnoterapis sebagai tenaga profesional? 


Jika mau menggunakan penjelasan dari Peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia No.61 Tahun 2016 Tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional, maka Hipnosis adalah bagian dari Terapi Olah Pikir yang bersifat komplementer, yang artinya Juru Hipnotis dan Hipnoterapis bias memberikan pelayanan kesehatan dan mental secara proporsional untuk konteks tertentu, ada batasan dan kajian. 


Nah, dalam prakteknya sendiri, aplikasi hipnosis juga sering digunakan dalam kasus "Ego Strengthening", yaitu dimana seseorang membutuhkan saran dan sugesti dari seorang Juru Hipnotis dari sebuah keputusan yang sedang dihadapinya. 


Misalnya, saat seseorang berada dalam kondisi yang buntu pikiran atau butuh support dalam mencari solusi dari masalahnya dan situasi yang dihadapinya, maka peran Juru hipnotis adalah menguatkan pilihan tersebut berdasarkan sumber daya yang klien miliki, sedangkan seorang hipnoterapis bisa memandu klien untuk rileksasi dan explorasi apa yang ada dibenaknya, sehingga terjadi katarsis, pilihan baru atau pemaknaan baru. 


Selain digunakan untuk proses terapi dan sugesti, hypnosis terapan juga sering digunakan dengan tema-tema yang berkaitan dengan pengajaran, percakapan, pengasuhan dan penjualan, dan ini bisa jadi salah satu fakta bahwa hipnosis adalah sesuatu yang bermanfaat jika digunakan secara baik dan benar. 


Dari banyak penjelasan di atas, saat ini juga hipnosis di Indonesia berkembang dengan berbagai macam kreativitas, ada yang masih konvensional, ada yang melibatkan teknologi dan bahkan ada juga yang masih merajut dengen fenomena klenik, apakah ini salah? Menurut penulis, tentu tidak, karena ini adalah kreatifitas, selama digunakan untuk pemberdayaan diri, padahal jika kompetensi dasarnya sudah kuat tentang komunikasi, maka bentuk apapun penerapan hipnosisnya, sangatlah baik. 


Dari kajian tentang perkembangan Hipnosis di Indonesia saat ini, PKHI atau kepanjangan dari Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia, melihat bahwa perlu adanya lembaga yang bertujuan mengasah keterampilan komunikasi para penghipnotis dan hipnoterapis di Indonesia secara khusus. 


Lembaga itu yang sekarang sedang berproses manis di BNSP adalah LSP KHI, atau Lembaga Sertifikasi Profesi Kompeten Hipnotis Indonesia, hadirnya lembaga ini diharapkan bisa memenuhi pasar global untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia dengan hipnosis, dan tentu meminimalisir paradigma sempit tentang hipnosis. 


Komitmen PKHI dan LSP KHI adalah berkontribusi aktif dengan keilmuan hipnosis untuk membangun negeri, sehingga manfaat dari hipnosis bisa dirasakan oleh mereka yang mau menggunakannya, untuk pemberdayaan diri atau karir di masa depan. 


Dan, dari penjelasan panjang ini, semoga pembaca memahami bahwa hipnosis melekat pada kehidupan kita sehari-hari dengan banyak manfaat yang bisa dirasakan. 


Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih


Yusdi Lastutiyanto Cht.,CI

Trainer Indonesian Hypnosis Centre.

Komentar

Postingan Populer