Senin, 28 Desember 2020

HIPNOSIS LEBIH DARI SEKEDAR RILEKSASI

 HIPNOSIS LEBIH DARI SEKEDAR RILEKSASI



Membantu orang untuk rileks dengan tujuan melepaskan masalahnya sementara atau keluar dari kerumitannya berpikir bisa jadi intervensi terapeutik yang baik, apalagi jika situasinya berhubungan dengan stres, kecemasan, phobia atau tema-tema kekecewaan dan pemaafan. 


Relaksasi bisa memberikan pengalaman langsung kepada seseorang bahwa, seseorang punya jeda untuk memikirkan sebuah masalah dan bisa menciptakan pilihan baru dari situasi yang dihadapi, oleh karena itu relaksasi seringkali disematkan dengan pemberian ide, saran, pengaruh atau sugesti, sehingga seseorang punya paradigma berpikir baru, pemaknaan baru, keterampilan kognitif baru, strategi baru dan cara pandang yang baru. 


Relaksasi dan sugesti sendiri adalah dua hal yang seringkali berdampingan, entah itu rileksasi dan sugesti diri atau rileksasi dengan sugesti dari orang lain, sebab relaksasi bisa menjadi program penguatan dari sebuah keputusan subjektif, dan tentu bisa memberikan perubahan, bisa yang bertujuan untuk mengurangi rasa sakit fisik, mengatasi rasa takut atau kewaspadaan yang berlebihan. 


Relaksasi sejatinya bisa terasa menyenangkan, juga bisa memberikan pengalaman kenyamanan yang sebenarnya dirindukan oleh seseorang dalam kehidupan mereka yang saat ini kehidupan menuntut kita untuk siap menghadapi perubahan dengan cepat, yang bisa membuat kita mudah stres atau cemas. 


Rileksasi atau sering disebut Trance atau juga perubahan gelombang otak di Alpha dan Theta, sejatinya adalah fenomena ilmiah yang terjadi setiap hari pada kita, hanya kecendrungan kita kesulitan mengaksesnya jika tidak ada pengingat, oleh karena itu ide tentang jangkar atau Anchor yang ditemukan oleh Ivan Pavlov bisa membantu kita mengaksesnya, penggunaan musik, objek visual, mandi air hangat, massage, bisa membantu kita secara natural memasuki kondisi rileksasi, apalagi jika diawal diniat kan untuk menggunakan sugesti tertentu. 


Nah, hypnosis sendiri yang dipandu oleh seorang Juru Hipnotis lebih dari konsep rileksasi, sebab seorang hipnoterapis akan mencacah masalah yang dihadapi klien, menggali sumber daya, mengarahkan membuat tujuan akhir, mengawal perjalanan proses perubahan, memahami harapan subjektif klien, membantu memberikan tema-tema yang belum selesai dipikiran klien dan tentu menanam sebuah sugesti yang diharapkan klien terjadi, dan inilah perbedaan itu, antara hypnosis dan rileksasi, ada pisau komunikasi dimana klien pada akhirnya mempunyai senjata baru dipikirannya untuk membuat respon dan sikap baru. 


Dan hal yang lebih penting dalam proses hipnoterapi adalah keterlibatan klien dalam setiap proses interaksi, seberapa asyik dan terhubungnya klien pada hal-hal yang di diskusikan selama sesi terapi berlangsung, dan seberapa mampu klien untuk benar-benar mengintegrasikan dan menggunakan saran Anda, yang perlu digaris bawahi adalah, sesi hipnoterapi berfokus pada solusi bukan sesi curhat. 


Terkadang dalam saat klien berada dalam keadaan rileks, pemberian sebuah sugesti belum tentu cocok, maka relaksasi dapat dipahami bahwa rileksasi tidak memberikan hasil optimal, oleh karena itu pemberian sugesti tidak hanya diberikan saat seseorang dalam keadaan Deep Trance, tapi saat Pra-Induksi atau sering disebut Pre-Hypnotic Suggestion atau saat klien dibangunkan setelah kondisi rileksasi atau Post-Hypnotic Suggestion.


Faktanya bentuk hipnosis bukan hanya saat seseorang berada dalam puncak relaksasi dimana kesadaran meningkat, tetapi bentuk hipnosis lain juga ditemukan disaat seseorang berada dalam keadaan "Siaga Aktif", seperti seorang atlit yang berada dalam puncak performanya atau sering disebut "High Perfomance State", dan kondisi ini juga sering terjadi pada kita saat kita berada dalam kesadaran penuh. 


Dua jenis keadaan hipnotik, saat rileks yang dalam dan saat motivasi sedang tinggi-tingginya, kedua moment ini bisa sangat sugestif dan sama-sama di jangkar untuk hal positif. 


Tetapi dalam hipnoterapi relaksasi adalah dasar komunikasi yang bagus untuk interaksi hipnosis, sebab ketika seseorang menutup mata, maka area kritis tidak aktif, meskipun penjaga itu tetap ada, 


Dan dalam sesi hipnoterapi yang baik, seorang juru hipnosis akan lebih banyak menggali sumber daya klien, sehingga lebih dari sekadar memberikan pengalaman relaksasi. Sebab ada kalanya dalam terapi tujuannya bukan untuk memberikan kenyamanan, tetapi membuat masalah baru untuk menghilangkan masalah lama, misalnya kasus adiksi, dimana seseorang perlu melatih kebiasaan baru untuk mengurangi kecanduannya, atau tema-tema pemaafan, dimana seseorang pasti tidak akan nyaman memaafkan, tapi dengan hipnoterapi bisa dilakukan selama klien siap dengan konsekuensi dari setiap pilihan. 


Lalu jika hipnoterapi malah memunculkan masalah baru, apa persisnya secara spesifik yang diberikan hipnoterapi? 


Yang selain rileksasi yang bertujuan untuk katarsis, imajinasi, visualisasi dan pemberian sugesti, hipnosis juga membantu mengurangi tingkat sensitifitas klien terhadap suatu masalah atau objek, meningkatkan toleransi terhadap subjektifitas, mempertajam kesadaran humanistik, memperluas cakrawala dan peta berpikir, sehingga mau keluar dari kebiasaannya berpikir untuk menemukan pemaknaan baru. 


So, dari sini kita bisa belajar bahwa keterampilan juru hipnosis dan hipnoterapi bukan hanya tentang membuat seseorang masuk ke dalam kondisi tidur atau rileksasi, tapi lebih dari itu, yaitu tentang membantu seseorang fokus pada pencarian solusi dan pemecahan masalah yang dilakukan oleh klien sendiri. 


Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih


Salam Hipnosis dan Salam Pembelajar. 


Yusdi Lastutyanto S.Pd.,M.Si.,CHt.,CI

Licensed Trainer IHC


#SalamJumatBerkah

#SelamatMerayakanHariRayaNatal


Jakarta, Jum'at 25 Desember 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar