ABI Aku Mau Jadi Uwais










 Abi Umi  , *Aku Mau Jadi Uwais*

Mungkinkah itu? 

Jawabannya mungkin, sangat mungkin bahkan. 


Sebagai praktisi pemberdayaan pikiran bawah sadar, aku sangat paham mengenai proses terbentuknya sebuah keyakinan. Proses ini dimulai dari masuknya informasi melalui lima indera kita, yang setelah diberi muatan kualitas dan disaring oleh pikiran kritis, maka akan terbentuk sebuah belief. 


Titik krusialnya berada pada pikiran kritis tersebut. Maka agar keyakinan seseorang bisa diintervensi, pikiran kritisnya mesti dilumpuhkan terlebih dahulu. Banyak cara bisa dilakukan untuk melumpuhkan pikiran kritis, salah satunya adalah kondisi menjelang tidur atau hypnogogic. 


Sekalian mengantar si ALi Abqory Alkhawarizmi tidur , Abi Umi  menanamkan skenario mimpi sesuai pesanannya. Ketika kelopak matanya sudah terpejam, dan bola matanya terlihat bergerak, aku akan membisikkan skenario tersebut, "Sekarang Ali  sudah menjadi Ali yg Memimpin, pahlawan pembela kebenaran.  ALI  memiliki perangkat alien seperti arloji yang disebut 'Omnitrix' yang terpasang di tangan kiri Adik. Dengan arloji itu Adik memiliki kekuatan  untuk melawan kejahatan dari bumi dan luar angkasa. Besok pagi ketika ALi  terbangun, ALI  akan terasa sangat segar dan sehat, dan ALi  akan benar-benar menjadi anak baik pembela kebenaran.” BerIlmu IT yg mampu merubah Dunia.


Umi Abi  yakin  Ali  mendengar dan mengangguk sebelum ku cium keningnya dan  keluar dari kamarnya. Keesokan harinya, ketika Abi  menanyakan mimpinya tadi malam, maka dia akan bercerita dengan gegap gempita pengalamannya menjadi Ali , Sang Pembela Kebenaran itu. Dia mampu mengingat senjatanya, kendaraan yang digunakannya, jurus yang dipakainya untuk melawan musuh, musuh yang dilawannya, bahkan kemenangan yang diraihnya. Luar biasa bukan?

*** 

"ABi Umi , Ali  mau jadi Uwais," suatu hari Ali  tadi mengajukan permintaan ini. 

"Iko Uwais Nak ?" 

Aku berpikir dia ingin menjadi Rama dalam film The Raid, yang diperankan oleh Iko Uwais. 

"Bukan Abi /Ubi , tapi Uwais yang menggendong ibunya pergi haji"


Rupanya Ali  habis diajak Umi nya  menghadiri pengajian, dan dia terkesan oleh kisah Uwais Al Qarni yang disampaikan penceramahnya. Uwais Al Qarni adalah salah satu manusia bumi yang merupakan penduduk surga. Bahkan Rasullah SAW berpesan kepada Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib, dua sahabat utama Rasulullah SAW untuk mencari Uwais.


“Di jaman kalian nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kalian berdua pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman.  Kalau berjumpa dengannya minta tolong kepadanya agar berdoa untuk kalian berdua.”


Rupanya keutamaan Uwais diperoleh karena dia menggendong ibunya  berjalan kaki  dari Yaman menuju Mekkah, melewati padang pasir yang tandus dan panas. Meskipun punggungnya berdarah-darah, namun tanpa mengeluh sedikit pun Uwais tetap tegar menghadapinya. 


Sesampai di Mekah, Uwais tetap berjalan tegap menggendong ibunya melakukan sa'i dari Shofa ke Marwah, melakukan tawaf berkeliling Ka’bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata setelah melihat Baitullah. Di hadapan Ka’bah, ibu dan anak itu berdoa. “Ya Allah, ampuni semua dosa ibu,” kata Uwais. “Bagaimana dengan dosamu?” tanya ibunya heran. Uwais menjawab, “Dengan terampuninya dosa Ibu, maka Ibu akan masuk surga. Cukuplah ridho dari Ibu yang akan membawa aku ke surga.”


Masya Allah, rupanya Ali  ingin menjadi pahlawan untuk Umi nya. Maka skenario yang aku tanamkan setelah itu adalah kisah Uwais Al Qarni. 


Hari demi hari berlalu. Abi perhatikan si Ali  memang semakin dekat dengan Umi nya. Setiap bangun pagi dia akan mencari Umi nya. Dengan tangan-tangan mungilnya Ali  juga akan membantu Umi nya di dapur, atau menemani Umi nya menjemur cucian. 


Ali A. A  hanya mau menemani Abi  Di depan komputer , kalau Umi nya juga ikut. ALI  hanya mau bermain bola, jika itu adalah perintah Umi nya. Dia juga akan memasang badan ketika  saudara nya terkadang membandel perintah Umi nya. Untuk urusan sholat pun, dia akan menunggu Umi nya. Rupanya skenario Uwais betul-betul sudah merasuk dalam sanubarinya. 


Suatu hari, ketika aku sedang asyik menyelesaikan Aplikasi CariBoss,  dia mengetuk ruang kerjaku. Dengan mata melotot, mulut cemberut dan tangan mungilnya berkacak pinggang, dia berkata tegas, "Abi , kenapa Umi  di kamar menangis!"

"Lha, Abi enggak tahu Ali . Dari tadi Abi  di sini. Coba ALi  cari tahu dulu, baru infokan ke Abi  lagi. OK?"


Dia balik badan, berlari ke kamar Umi nya. Sejurus kemudian dia sudah kembali ke ruang kerja Abi. Kali ini dengan wajah ramah, pipi bersemu merah, dia meraih tanganku. Sambil mencium tanganku, Ali berkata, "Maafkan Ali  ya Abi.  rupanya hape Umi  jatuh dan pecah. Makanya Umi menangis. Hari ini Umi belum bisa update status"


"Ya sudah, hibur Umi mu dulu sana. Siang nanti kita pergi ke tukang reparasi hape"


Aku tersenyum lega, karena telah memiliki seorang Uwais di rumah ini. 


Ali Abqory Alkhawarizmi ,,, Jagi kau penerus khalifah di bumi ini dan mendoa kan Yai Nenek , Ajak Abi Umi mendoakan Yai Nenek ya ??



Komentar

Postingan Populer