HARGA SEBUAH PUJIAN
HARGA SEBUAH PUJIAN
Dalam sebuah kelas IV SD di kisahkan siswa – siswa sedang merayakan ulang tahun salah seorang guru nya. Beberapa anak memberikan ucapan selamat , yang lain memberikan kartu ucapan, bahkan tidak sedikit yang memberikan Bahagia kepada sang guru. Tidak di sangka- sangka, seorang anak yang berasal dari keluarga miskin memberikan sebuah bingkisan kecil sebagai ucapan selamat ulang tahun kepada guru. Anak ini ber asal dari keluarga biasa-biasa saja atau tidak terpandang. Serbagai anak seorang buruh tani , tentu teman-temannya bertanya , dari mana uang untuk memberi bingkisan tersebut.
Anak ini memberikan bingkisan nya di urutan terakhir, sehingga seluruh teman – teman nya berteriak , buka …. Buka ….. buka …. !!! Mereka berharap ibu guru yang sedang ber ulang tahun membuka kado yang diberikan anak itu. Tujuan Mereka , bukan hanya untuk mengetahui apa yang diberikan , tetapi sekaligus juga akan mengejek nya.
Dengan tersenyum perlahan – lahan ibu guru membuka bingkisan yang diberikan siswa nya tersebut . dari bingkisan itu di ambilnya sebuah PARFUM yang isi nya setengah . Parfum tersebut lalu di semprotkan ke baju si ibu. Setelah itu , diambilnya lagi sesuatu dari bungkusan tersebut, dan tampak nya sebuah kalung yang kusam dan telah pudar warna nya. Kalung itu pun oleh ibu guru langsung di kenakan pada lehernya.
Semua Murid terdiam dan si anak yang memberikan kalung tersebut tampak matanya berkaca-kaca . lalu dengan senyum, ibu guru mengatakan . “Terima Kasih” anakku . semua murid sontak bertepuk tangan.
Setelah kelas bubar , sang anak menghampiri ibu guru dan menyampaikan terima kasih atas kesediaan ibu yang mau menerima hadiah ulang tahun dari nya. Ibu guru pun bertanya, mengapa dia berikan parfum dan perhiasan itu kepadanya tidak lengkap. Dengan nada sedih , anak tersebut mengatakan bahwa beberapa waktu lalu ibu nya meninggal dunia. Semua yang diberikan kepada guru nya adalah milik ibu nya , dan dia sangat senang memberikan kepada ibu gurunya . Dia mengatakan bahwa sejak ibu nya meninggal dunia , Dia Hampir putus asa dan berencana tidak sekolah lagi. Itulah sebabnya dia memberikan bingkisan itu sebagai kenang-kenangan terakhir. Namun setelah ibu guru menerima hadiahnya dengan antusias , MOTIVASI NYA BERUBAH.
Lima tahun kemudian , ibu guru tersebut menerima sepucuk surat dari muridnya yang dulu memberikan bingkisan di hari ulang tahun nya , yang isi nya : Terima kasih , Bu ! Saat ini saya sudah menamatkan SMP. Semua ini karena ibu pernah menerima bingkisan sederhana dari saya Ketika Kelas IV dulu.
Tiga Tahun kemudian kemudian , Kembali ibu guru tadi menerima sepucuk surat dari mantan muridnya itu dan mengatakan hal yang sama bahwa ia bisa menamatkan SMA adalah karena andil ibu guru yang menghargainya Ketika SD dulu.
Bahkan , enam tahun kemudian, ibu guru itu menerima foto wisuda anak didiknya yang sederhana tersebut. Di dalam foto tersebut tertulis “ Untuk ibu guruku tercinta “ Baju Toga ini adalah karena ibu pernah menerima hadiah ulang tahun dari saya Ketika kelas IV SD dulu. Yang telah memacu semangat saya melanjutkan sekolah. Jika Sang Pencipta menghendaki , mohon doa ibu karena saya akan melanjutkan studi doctoral . “
*******
Kata-kata yang membangun dan menghargai orang lain secara tulus, ternyata telah menjadikan kekuatan yang luar biasa untuk mengubah hidup seseorang. Begitu pula sebalik nya . dari lidah yang kecil dapat berdampak pada luka hati yang sangat menyakitkan atau tumbuh harapan hidup yang lebih baik.
Kasus- kasus percobaan bunuh diri , ternyata bisa terjadi hanya karena kata-kata yang membangun dan memberi harapan tinggi untuk melihat masa depan dengan segala peluang yang masih dapat diraih.
Seseorang karyawan yang memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan dapat mengurungkan niatnya hanya karena kata-kata yang membangun dan memotivasi dirinya. Demikian juga sebalik nya , kata- kata yang melecehkan , merendahkan , bahkan memaki seseorang ternyata dapat mematikan motivasi seseorang , bahkan membunuh masa depan nya.
Bruce Barton menuturkan : “ Entah Baik atau Buruk , percakapan anda adalah iklan anda. Setiap kali anda membuka mulut, Anda biarkan Orang lain melihat anda. Tutuplah Mulut mu maka orang tak akan tahu seberapa tidak tahunya kamu. Buka lah mulut mu maka mereka tak kan meragukan ketidaktahuanmu “
Memberi pujian dan penghargaan kepada orang lain , ternyata tidak membutuhkan biaya. Hanya perlu kerendahan hati yang tulus untuk memulainya dengan prinsip tidak membeda-bedakan orang lain .
Renungkanlah :
Pertanyaan – pertanyaan berikut :
1. Apakah kata-kata saya selama ini membangun semangat orang lain ?
2. Masih ingatkan saya , siapa terakhir kali yang mendengar ucapan saya yang tidak mengenakkan hatinya ?
3. Siapa yang terakhir yang saya puji hingga hari ini karena sikap , perbuatan , maupun penampilannya yang patut di puji ?
4. Ketika seorang melakukan kesalahan fatal, bagaimana cara saya mengoreksinya tanpa menimbulkan rasa sakit hati nya ?
5. Apakah saya termasuk orang yang selalu mengharapkan pujian orang lain dan cepat tersinggung jika tidak segera diberi pujian ?
Sumber : buku Life is Choice Hidup adalah Pilihan ; Parlindungan Marpaung
di salin oleh AbdulahHubai, CHt, CI
www.abdulahhubai.com www.akhlakulkarimahhipnoterapi.com
Terimakasih Pak, semoga kita menjadi lebih baik..
BalasHapusMantap Pak Ustadz
BalasHapus