Kisah Teladan Imam Syafi'i Menghormati Guru



Kisah Teladan Imam Syafi'i 

Menghormati Guru

Karena Imam Syafi’i begitu menghormati gurunya, hal itu juga sempat membuat orang lain heran terhadap apa yang ia lakukan kepada gurunya.

Suatu hari Imam SyafI’i bertemu dengan gurunya, tiba-tiba ia mencium tangan serta memeluk hangat gurunya yang sudah tua tersebut. Hal inilah yang membuat orang lain heran terhadap apa yang Imam Syafi’i lakukan.

Hingga pada akhirnya, orang tersebut bertanya kepada Imam Syafi’i. “Mengapa engkau melakukan itu, bukankah laki-laki itu sudah tua, apakah engkau juga mengenalnya?”

Dengan sangat santainya dan tidak perlu berpikir panjang, Imam Syafi’i menjawab “Ia adalah guruku

Ia harus ku muliakan karena aku suatu hari pernah bertanya kepadanya mengenai bagaimana cara untuk mengetahui bahwa seekor anjing sudah dewasa. Lantas menjawab pertanyaanku, kita bisa melihat anjing sudah dewasa apabila ketika kencing, anjing tersebut mengangkat sebelah kakinya”.

Dari sepenggal kisah tersebut, juga bisa kita simpulkan bahwa sikap teladan Imam Syafi’i terlihat dari semangatnya dalam menimba, menuntut ilmu, serta selalu memuliakan guru. Hal itu juga menjadi salah satu yang penting dalam menuntut ilmu.

Ketika kita tidak lelah dalam menuntut ilmu, maka akan menyebabkan kita mengetahui tentang banyak hal baru yang bahkan orang lain saja belum mengetahuinya.

Sedangkan jika kita memuliakan guru atau seseorang yang memberi pengajaran kepada kita, atas izin Allah, apa yang mereka berikan kepada kita, entah ilmu apapun yang mengandung kebaikan dengan mudahnya kita akan paham.

Menghormati guru menjadi kunci utama bagi keberkahan ilmu yang didapatkan seorang Muslim. 

Berikut hadits menghormati guru yang dituliskan dari beberapa sumber .

Bersikap rendah hati kepada guru

“Pelajarilah ilmu dan ajarilah (manusia) dan rendahkanlah diri kepada guru dan berlaku lemah lembutlah terhadap murid-muridmu.” (HR. Thabrani)

Seseorang yang tidak menghormati guru bukanlah golongan Rasulullah SAW


“Tidak termasuk golongan kami; orang yang tidak menghormati yang lebih tua, tidak menyayangi yang lebih muda, dan tidak mengetahui hak seorang ulama.” (HR. Ahmad yang dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami)



Dengan demikian, mari bersama kita mengamalkan kisah teladan Imam Syafi’i yang menyebabkan dirinya sukses menyebarluaskan ilmu ke seluruh penjuru dunia.


www.abdulahhubai.com 

www.akhlakulkarimahhipnoterapi.com 

Komentar

Postingan Populer