Sabtu, 09 Juli 2022

MENGEJAR KEBAHAGIAAN



MENGEJAR KEBAHAGIAAN


Pernah ada sekelompok 100 orang menghadiri seminar tentang pengembangan diri.


Di tengah pembicaraan mereka, sang pembicara berhenti dan memutuskan untuk melakukan kegiatan kelompok dadakan. Dia membagikan balon kepada setiap peserta dan meminta mereka untuk menulis nama mereka di atasnya.


Balon-balon tersebut kemudian dikumpulkan dan ditempatkan di ruangan yang berdekatan.


Pembicara kemudian menginstruksikan 100 peserta untuk memasuki ruangan itu dan, dalam waktu 5 menit, menemukan balon dengan nama mereka di atasnya.


Kekacauan pecah saat mereka menyerang, mendorong dan bertabrakan satu sama lain saat mereka mati-matian mencari nama mereka.


5 menit berlalu dan tidak ada yang berhasil.


Pembicara kemudian memberi tahu setiap orang untuk mengambil balon acak dan memberikannya kepada orang yang namanya tertulis di atasnya. Dalam beberapa menit semua orang memiliki balon mereka kembali.


Dia kemudian berkata, “Apa yang baru saja terjadi dengan balon-balon itu adalah persis apa yang terjadi dalam pencarian kita akan kebahagiaan. Kita dengan panik mencarinya di sekitar kita, dan tidak tahu di mana itu. ”


“Namun kebahagiaan kita terletak pada kebahagiaan orang lain. Dengan memberi kebahagiaan pada orang lain, Anda mendapatkan kebahagiaan Anda.”

Keutamaan orang yang beri kebahagiaan pada orang lain dan mengangkat kesulitan dari orang lain disebutkan dalam hadits Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Allah senantiasa menolong hamba selama ia menolong saudaranya.” (HR. Muslim).

“Siapa yang biasa membantu hajat saudaranya, maka Allah akan senantiasa menolongnya dalam hajatnya.” (HR. Bukhari).


“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid ini -masjid Nabawi- selama sebulan penuh.” (HR. Thabrani ).

*Pesan moral dari cerita ini:* 

Kebahagiaan dan kepuasan jarang datang dari pengejaran egois, tetapi hampir selalu datang dari melakukan perbuatan baik untuk orang lain. Dengan membantu orang lain, kita membantu diri kita sendiri.

____

✍️Aku Ingin lebih bermanfaat , kebermanfaatan tanpa Batas dan Ruang.

Sebagai khalifah di muka bumi ini .


Terkhusus memperbaiki AKHLAK menjadi Akhlakulkarimah melalui Olah Pikir Olah Nafas dan Tindakan.


Karena Aset terbesar bukan di gali di dalam tanah , tapi ada pada Pikiran Bawah Sadar Manusia. 


Salam 02T 

Salam SP🅰️


www.akhlakulkarimahhipnoterapi.com 

www.abdulahhubai.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar