Rabu, 10 Juli 2024

👀BERDEBAT DENGAN ORANG ATHEIS

BERDEBAT DENGAN ORANG ATHEIS

By. Satria hadi lubis 


SEORANG ahli statistik berdebat dengan mahasiswanya. 

Ahli statististik : "Tuhan itu tidak ada sebab tak masuk akal!"

Mahasiswa : "Dari teori probabilita, mana yang lebih besar keuntungannya jika  kita percaya Tuhan atau tidak percaya Tuhan?"

Ahli Statistik : "Lebih untung tidak percaya Tuhan karena kita bisa hidup bebas"

Mahasiswa : "Salah! Kalau Tuhan ternyata ada dan punya neraka, maka kita akan untung jika percaya Tuhan dan mengerjakan perintah-Nya (karena kita di akhirat tidak masuk neraka). Sebaliknya, jika Tuhan benar tidak ada, sehingga neraka juga tidak ada, maka kita tak akan rugi juga kalau percaya Tuhan (setelah meninggal ya sudah...). 


Jadi percaya Tuhan lebih besar probabilita keuntungannya daripada orang yang tidak percaya Tuhan di akhirat nanti!"

Ahli Statistik : Terdiam (dan merenung).

Pada kisah lain, terjadi perdebatan antara ahli fisika yang atheis dengan mahasiswanya.


Ahli fisika : "Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?"

Para mahasiswa: "Betul, Dia Pencipta Segalanya."


Ahli fisika : "Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan juga menciptakan kejahatan."

(Semua terdiam, kesulitan menjawab hipotesis Profesor itu).


Tiba-tiba, suara seorang mahasiswa memecah kesunyian.

Mahasiswa: "Prof, saya ingin bertanya. Apakah dingin itu ada?" 


Ahli fisika : "Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja, dingin itu ada." 

Mahasiswa: "Prof, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin sebenarnya adalah ketiadaan panas. Suhu -460 derajat Fahrenheit adalah ketiadaan panas sama sekali. Semua partikel menjadi diam, tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata 'dingin' utk mengungkapkan ketiadaan panas. Selanjutnya, apakah gelap itu ada?" 


Ahli fisika : "Tentu saja ada!"

Mahasiswa : "Anda salah, Prof! Gelap juga tidak ada. Gelap adalah keadaan di mana tiada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, sedangkan gelap tidak bisa. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk mengurai cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari panjang gelombang setiap warna. Tapi, Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur melalui berapa besar intensitas cahaya di ruangan itu. Kata 'gelap' dipakai manusia utk menggambarkan ketiadaan cahaya. 

Jadi, apakah kejahatan itu ada?"


Ahli fisika mulai bimbang, tapi menjawab: "Tentu saja ada."

Mahasiswa: "Sekali lagi Anda salah, Prof! Kejahatan itu tidak ada. Allah tidak menciptakan kejahatan. Seperti dingin dan gelap, 'kejahatan' adalah kata yang dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan Tuhan dalam dirinya. Kejahatan adalah hasil dari tidak hadirnya Allah dalam hati manusia."


Ahli fisika terpaku dan terdiam!

Sifat atheis terjadi karena seseorang mengagungkan akal dan logikanya semata. Seakan yang tidak masuk akal itu tidak ada, sehingga Tuhan juga tidak ada karena tak bisa diraba, dilihat dan didengar. Inilah kepicikan logika manusia. 


"Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh" (Qs. 33 ayat   72).


✅✅✅✅✅✅✅✅✅✅✅✅

Tulisan pendek ini bermanfaat? Bantu share boleh, ya? Dan ajak orang lain gabung dengan cara klik tautan berikut 👉👉 

www.abdulahhubai.com 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar