Senin, 28 Desember 2020

FOKUS_PADA_TUJUAN




#FOKUS_PADA_TUJUAN


Bismillah...


Satu-satunya burung yang berani mematuk elang adalah burung gagak (Kauwwa). Ia duduk di punggung elang dan menggigit lehernya. Namun, elang tidak menanggapi atau bertarung dengan gagak (Kauwwa). Elang tidak mau menghabiskan waktu atau energi dengan ulah si gagak. Elang hanya membuka sayapnya dan mulai terbang lebih tinggi di langit. 🦅


Semakin tinggi penerbangan, semakin sulit bagi gagak untuk bernafas dan akhirnya gagak tersebut jatuh karena kekurangan oksigen. 


Kamu tidak perlu menanggapi semua pertempuran. Kamu tidak perlu menanggapi atau menjawab kembali semua argumen, tuduhan, fitnah nyinyiran atau kritik. Angkat saja standarmu dan kepakkan sayapmu 🦅


Terbanglah tinggi menuju kepada ROBB mu.☁️🌤️

Niscaya mereka akan jatuh sendiri. Berhentilah membuang waktu dengan "burung² gagak" dalam kehidupanmu. Bawa saja ke ketinggianmu menuju ROBB mu, dan mereka akan memudar dengan sendiri. 


Happy Weekend 🥰




HIPNOSIS LEBIH DARI SEKEDAR RILEKSASI

 HIPNOSIS LEBIH DARI SEKEDAR RILEKSASI



Membantu orang untuk rileks dengan tujuan melepaskan masalahnya sementara atau keluar dari kerumitannya berpikir bisa jadi intervensi terapeutik yang baik, apalagi jika situasinya berhubungan dengan stres, kecemasan, phobia atau tema-tema kekecewaan dan pemaafan. 


Relaksasi bisa memberikan pengalaman langsung kepada seseorang bahwa, seseorang punya jeda untuk memikirkan sebuah masalah dan bisa menciptakan pilihan baru dari situasi yang dihadapi, oleh karena itu relaksasi seringkali disematkan dengan pemberian ide, saran, pengaruh atau sugesti, sehingga seseorang punya paradigma berpikir baru, pemaknaan baru, keterampilan kognitif baru, strategi baru dan cara pandang yang baru. 


Relaksasi dan sugesti sendiri adalah dua hal yang seringkali berdampingan, entah itu rileksasi dan sugesti diri atau rileksasi dengan sugesti dari orang lain, sebab relaksasi bisa menjadi program penguatan dari sebuah keputusan subjektif, dan tentu bisa memberikan perubahan, bisa yang bertujuan untuk mengurangi rasa sakit fisik, mengatasi rasa takut atau kewaspadaan yang berlebihan. 


Relaksasi sejatinya bisa terasa menyenangkan, juga bisa memberikan pengalaman kenyamanan yang sebenarnya dirindukan oleh seseorang dalam kehidupan mereka yang saat ini kehidupan menuntut kita untuk siap menghadapi perubahan dengan cepat, yang bisa membuat kita mudah stres atau cemas. 


Rileksasi atau sering disebut Trance atau juga perubahan gelombang otak di Alpha dan Theta, sejatinya adalah fenomena ilmiah yang terjadi setiap hari pada kita, hanya kecendrungan kita kesulitan mengaksesnya jika tidak ada pengingat, oleh karena itu ide tentang jangkar atau Anchor yang ditemukan oleh Ivan Pavlov bisa membantu kita mengaksesnya, penggunaan musik, objek visual, mandi air hangat, massage, bisa membantu kita secara natural memasuki kondisi rileksasi, apalagi jika diawal diniat kan untuk menggunakan sugesti tertentu. 


Nah, hypnosis sendiri yang dipandu oleh seorang Juru Hipnotis lebih dari konsep rileksasi, sebab seorang hipnoterapis akan mencacah masalah yang dihadapi klien, menggali sumber daya, mengarahkan membuat tujuan akhir, mengawal perjalanan proses perubahan, memahami harapan subjektif klien, membantu memberikan tema-tema yang belum selesai dipikiran klien dan tentu menanam sebuah sugesti yang diharapkan klien terjadi, dan inilah perbedaan itu, antara hypnosis dan rileksasi, ada pisau komunikasi dimana klien pada akhirnya mempunyai senjata baru dipikirannya untuk membuat respon dan sikap baru. 


Dan hal yang lebih penting dalam proses hipnoterapi adalah keterlibatan klien dalam setiap proses interaksi, seberapa asyik dan terhubungnya klien pada hal-hal yang di diskusikan selama sesi terapi berlangsung, dan seberapa mampu klien untuk benar-benar mengintegrasikan dan menggunakan saran Anda, yang perlu digaris bawahi adalah, sesi hipnoterapi berfokus pada solusi bukan sesi curhat. 


Terkadang dalam saat klien berada dalam keadaan rileks, pemberian sebuah sugesti belum tentu cocok, maka relaksasi dapat dipahami bahwa rileksasi tidak memberikan hasil optimal, oleh karena itu pemberian sugesti tidak hanya diberikan saat seseorang dalam keadaan Deep Trance, tapi saat Pra-Induksi atau sering disebut Pre-Hypnotic Suggestion atau saat klien dibangunkan setelah kondisi rileksasi atau Post-Hypnotic Suggestion.


Faktanya bentuk hipnosis bukan hanya saat seseorang berada dalam puncak relaksasi dimana kesadaran meningkat, tetapi bentuk hipnosis lain juga ditemukan disaat seseorang berada dalam keadaan "Siaga Aktif", seperti seorang atlit yang berada dalam puncak performanya atau sering disebut "High Perfomance State", dan kondisi ini juga sering terjadi pada kita saat kita berada dalam kesadaran penuh. 


Dua jenis keadaan hipnotik, saat rileks yang dalam dan saat motivasi sedang tinggi-tingginya, kedua moment ini bisa sangat sugestif dan sama-sama di jangkar untuk hal positif. 


Tetapi dalam hipnoterapi relaksasi adalah dasar komunikasi yang bagus untuk interaksi hipnosis, sebab ketika seseorang menutup mata, maka area kritis tidak aktif, meskipun penjaga itu tetap ada, 


Dan dalam sesi hipnoterapi yang baik, seorang juru hipnosis akan lebih banyak menggali sumber daya klien, sehingga lebih dari sekadar memberikan pengalaman relaksasi. Sebab ada kalanya dalam terapi tujuannya bukan untuk memberikan kenyamanan, tetapi membuat masalah baru untuk menghilangkan masalah lama, misalnya kasus adiksi, dimana seseorang perlu melatih kebiasaan baru untuk mengurangi kecanduannya, atau tema-tema pemaafan, dimana seseorang pasti tidak akan nyaman memaafkan, tapi dengan hipnoterapi bisa dilakukan selama klien siap dengan konsekuensi dari setiap pilihan. 


Lalu jika hipnoterapi malah memunculkan masalah baru, apa persisnya secara spesifik yang diberikan hipnoterapi? 


Yang selain rileksasi yang bertujuan untuk katarsis, imajinasi, visualisasi dan pemberian sugesti, hipnosis juga membantu mengurangi tingkat sensitifitas klien terhadap suatu masalah atau objek, meningkatkan toleransi terhadap subjektifitas, mempertajam kesadaran humanistik, memperluas cakrawala dan peta berpikir, sehingga mau keluar dari kebiasaannya berpikir untuk menemukan pemaknaan baru. 


So, dari sini kita bisa belajar bahwa keterampilan juru hipnosis dan hipnoterapi bukan hanya tentang membuat seseorang masuk ke dalam kondisi tidur atau rileksasi, tapi lebih dari itu, yaitu tentang membantu seseorang fokus pada pencarian solusi dan pemecahan masalah yang dilakukan oleh klien sendiri. 


Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih


Salam Hipnosis dan Salam Pembelajar. 


Yusdi Lastutyanto S.Pd.,M.Si.,CHt.,CI

Licensed Trainer IHC


#SalamJumatBerkah

#SelamatMerayakanHariRayaNatal


Jakarta, Jum'at 25 Desember 2020

HIPNOSIS TIDAK SELALU TENTANG PERTUNJUKAN HIBURAN.


 HIPNOSIS TIDAK SELALU TENTANG PERTUNJUKAN HIBURAN. 


Seperti kita ketahui hipnosis dikenal oleh sebagian orang adalah seperti apa yang mereka lihat di televisi, cerita atau mungkin youtube, di saat seorang juru hipnotis memeberikan sugesti kepada seorang subjek untuk melakukan sesuatu, lalu subjek itu pun melakukan apa yang diperintahkan. 


Tayangan di telivisi itu membuat juru hipnotis seakan-akan memiliki kuasa penuh terhadap subjek yang bisa diperintah untuk melakukan apa saja. 


Bingkai berpikir seperti itu adalah wajar ketika seseorang belum mempelajari hipnosis, atau hanya belajar hipnosis dari tayangan TV atau youtube. 


Banyak yang tidak diketahui oleh banyak orang apa yang terjadi dibelakang layar sebuah pertunjukan hipnosis, selain seorang Juru Hipnotis harus pandai berkomunikasi, dia juga perlu tahu protokoler pencarian subjek, seperti experiment suggestibilitas, dan sugesti apa yang cocok untuk permainan. 


Hal lain yang juga penting oleh Juru Hipnotis profesional adalah memiliki mental sebagai seorang entertainer, budget dan sponsor, punya tim yang siap mendukung, dan personal branding yang baik. 


Saat di panggung seorang juru hipnotis layaknya seorang sutradara yang mencari seorang aktor dengan serangkaian uji sugestibilitas, jika ada subjek yang percaya diri, yakin dan mantap, dan ekspresi, maka subjek itulah yang akan memainkan sugesti yang diberikan. 


Setelah juru hipnotis mendapatkan sang aktor, tahap selanjutnya adalah screening dari tim kreatif yang sudah mempersiapkan skenario untuk pertunjukan, biasanya mereka akan menggunakan pola yes set, seperti ini. 


Kreatif : "Mas/Mbak, nanti apapun yang diperintahkan oleh Juru Hipnotis kamu ikutin saja ya! 


Subjek : "Iya! 


Kreatif : " Kamu mau masuk TV dan dilihat banyak orang kan ya! 


Subjek : "Iya!"


Kreatif : "Nanti kalau kamu ikuti dengan baik semua perintah sang Juru Hipnotis, kita kasih tambah bonus lagi ya! 


Subjek : "Iya!"


Lalu majulah subjek ke panggung untuk mengikuti sugesti yang diberikan, dan dari sini kita belajar bahwa semua bentuk hipnosis adalah hipnosis diri sendiri, atau kalau dalam bahasa Inggris disebut "All Hypnosis is Self Hypnosis."


Juru Hipnotis yang profesional cendrung akan bermain aman, dia tidak mau memberikan sugesti yang berada diluar batas wajar atau bertentangan dengan moral, biasanya yang berhubungan dengan memori, emosi atau skema lama, hal ini untuk membuat pertunjukan berjalan dengan baik. 


Tapi pada kenyataannya memang ada Juru Hipnotis yang brandingnya sudah kuat sebagai Stage Hypnotist, maka tentu sangat piawai mencari subjek untuk permainan. (Sumber Informasi : Juri Hipnotis Yang sering muncul di TV, Tim Kreatif dan Mantan Subjek Stage Hypnotist). 


Jujur untuk melakukan stage hipnotis seperti yang kita pelajari di workshop akan sangat berbeda dengan kenyataan dilapangan, kita perlu melatih cara berkomunikasi, supel dan terbuka, interaktif dan menerima diri sebagai Juru Hipnotis, sebab itu adalah kompetensi dasar seorang juru hipnotis, coba bayangkan jika Anda seorang yang introvert atau pemalu, tentu perlu kerja keras memulai sebuah pertunjukan hipnotis, walaupun hanya dalam lingkup pertemanan. 


Saat mengawal proses belajar hipnosis, saya membayangkan dengan hipnosis saya bisa dengan mudah mempengaruhi banyak orang seperti di TV, padahal ada proses pendekatan dan edukasi yang wajib dilakukan agar seseorang mau mengikuti sugesti kita. 


Terlebih lagi saya membayangkan saat mempelajari hipnosis fundamental itu harus digunakan untuk pertunjukan atau menghibur orang lain dengan hipnosis. 


Rupanya sebagian orang yang berpikir ingin seperti juru hipnotis yang ada di TV lalu tidak berhasil melakukan seperti apa yang diharapkannya, justru mereka gugur dan menyerah, menanggap bahwa apa yang mereka pelajari sia-sia, hanya karena gagal melakukan stage hipnotist seperti di TV. 


Tapi ada sebagian orang yang bertahan dengan hipnosis karena orientasi belajar mereka bukan untuk pertunjukan, mereka paham bahwa jika hipnosis juga bisa digunakan untuk hal-hal positif yang lain, dan di Amerika sendiri disebut dengan istilah non-stage hypnosis. 


Apa itu non-stage hypnosis? 


Yaitu penggunaan hipnosis untuk pemberdayaan diri, berhenti merokok, mengontrol berat badan dan mengatur pola diet, meningkatkan kualitas memori, mencapai tujuan tertentu, dan pemberian motivasi untuk melakukan perubahan. 


Pada kenyataannya memang hipnosis saat di kembangkan oleh Mesmer, Braid, Charcot, Bernheim dan Liebeult bukan digunakan untuk pertunjukan, tetapi untuk pelengkap praktek medis dan psikoterapi, jadi semangat itu perlu di jaga agar citra positif hipnosis menjadi baik. 


Saat ini semangat itu telah di kawal oleh IHC, PKHI dan LSP KHI, yaitu dengan menjadikan profesi Juru Hipnotis dan Hipnoterapis di akui oleh Negara yaitu BNSP dan Kemnaker, visinya sederhana, yaitu membuat Hipnosis menjadi profesi yang mulia, yang jika mau diterjemahkan bebas adalah tentang bagaimana membantu orang lain mengalami perubahan dengan hipnosis. 


Jadi, mari sama-sama kita kembangkan hipnosis di Indonesia menjadi lebih baik lagi. 


Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih. 


Salam Hipnosis dan Salam Pembelajar


Yusdi Lastutiyanto CHt.,CI

Sekertaris Bidang Organisasi DPP PKHI


#HappyMonday

*EMPAT POLA HIPNOTERAPI KLINIS MILTON ERICKSON*

 *EMPAT POLA HIPNOTERAPI KLINIS MILTON ERICKSON*



Dunia hipnosis menjadi lebih berkembang dalam praktek psikiatri ketika Milton Erickson mempraktikkannnya untuk intervensi klinis. 


Erickson sendiri sering disebut sebagai bapak Hipnosis Modern, sebab pendekatan hipnoterapi yang digunakan cukup unik, yang paling fenomenal adalah penggunaan pelanggaran bahasa yang mempengaruhi cara pandang kliennya, pola ini sering disebut dengan istilah indirect suggestion, yaitu sugesti tidak langsung yang menggunakan cerita, metafora, atau kalimat ambigu yang menciptakan makna ganda dalam pikiran seseorang. 


Erickson dengan karya-karyanya menginspirasi banyak praktisi psikoterapi, mulai dari hipnosis konvensional, praktisi NLP dan Coaching, tidak bisa pungkiri kontribusinya membuat hipnoterapi lebih dari sekedar praktek sugesti atau placebo, sebab banyak kasus dimana Erickson membuat kepribadian seseorang berubah dengan hipnoterapi. 


Jujur jika mau membedah tentang praktek hipnoterapi Erickson, maka sebuah artikel tidak cukup menjelaskan siapa Erickson, sebab dengan status penyandang polio dan keterbatasan penglihatan, dia menjadikan hipnosis untuk membuat hidupnya bermakna. 


Kali ini sebagai pembelajar hipnosis dari IHC (Indonesian Hypnosis Centre), saya ingin membahas empat tahap praktek klinis hipnoterapi yang dikembangkan oleh Erickson. (Jeffrey K. Zeig, PhD), yaitu :


*1. Creating Experience*

- Menciptaxkan pengalaman, konsep Pra-Induksi Erickson sangat unik, entah ini sebuah gift atau kecerdasan, dia saat membangun keakraban dengan klien, meminta memandangi satu objek di depannya, lalu meminta membayangkan sebuah moment dimasa lalu, bisa dengan kalimat metaforik, sugesti langsung, yang membuat klien nyaman, teknik yang terkenal adalah Arm Levitation, State Elicitation, Yes Set Conditioning, klien diminta memejamkan mata, lalu masuk ke dalam state hipnotik, dan diberikan sugesti untuk menguatkan egonya dan menerima apapun kondisi klien Acceptance, pola seperti Normalisasi dan Reframing adalah kekuatan komunikasi Erickson. 


*2. Utilization*

- Tahap selanjutnya adalah pemanfaatan, setelah klien menceritakan apa masalah dan situasi yang hadapi, maka Erickson memanfaatkan sumber daya yang dimiliki klien untuk menyelesaikan masalahnya, Erickson tidak buru-buru memberikan sugesti langsung, tapi bertanya apa dan bagaimana klien mau menyelesaikan masalahnya, lalu mencari celah bagaimana ada pengalihan orientasi berpikir dari klien agar lebih produktif. 


Salah satu kisah yang menarik adalah ketika ada seorang klien yang dianggap gila oleh keluarganya yang menganggap dirinya adalah Yesus, tapi yang dilakukan Erickson bukan menolak cara berpikir orang tersebut, tapi menyarankan dirinya untuk melakukan aktivitas produktif yaitu menjadi pemahat kayu, sebab Erickson menceritakan bahwa Yesus berprofesi sebagai tukang kayu, dari sinilah si klien akhirnya beralih pola pikir menjadi bermakna dan produktif sebagai tukang kayu. 


Coba saja bayangkan jika, Erickson menolak atau mensugesti langsung cara dan kemampuan berpikir klien, maka yang timbul mungkin adalah masalah baru, dan inilah salah satu kecerdasan Erickson, piawai membangun keakraban. 


Kisah ini bisa jadi pesan untuk seorang hipnoterapis, terkhusus untuk praktisi Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI) supaya tidak terburu-buru menanam sugesti kepada klien, tapi pelajari apa yang dibutuhkan klien. 


*3. Orienting Toward*

- Pola ketiga adalah berorientasi ke masa depan, fokus pada solusi dan tidak berlama-lama berada dimasa lalu, sebab tujuan seorang klien datang ke hipnoterapis bukan untuk merubah masa lalu, tapi ingin merubah masa depan, oleh karena Erickson menyadari bahwa masa lalu tidak pernah bisa dilupakan apalagi jika berhubungan dengan rasa, tapi pemaknaan dan cara pandanglah yang bisa diubah. 


Konsep berorientasi pada perubahan inilah yang akhirnya menginspirasi para praktisi coaching, yaitu berfokus pada solusi dengan sumber daya klien sendiri atau keterampilan memodel dari sumber daya orang lain. 


*4. Communicating for effect*

- Pola ke-empat ada kekuatan Erickson yaitu keterampilan mengolah kata, Erickson paham hipnosis adalah seni berkomunikasi yang memberikan efek kuratif pada klien, pelanggaran bahasa yang digunakan membuat seseorang menyadari bahwa selama ini dia (klien) terikat pada kerumitan berpikirnya, maka Erickson mengajak seseorang berpindah lokasi berpikir, banyak praktisi yang menyebut dengan istilah hipnosis terselubung atau covert hipnosis, salah satu kalimat yang fenomenal adalah "Saat Anda duduk rileks dikursi itu sekarang, betapa Anda menyadari bahwa saat ini Anda sedang belajar kembali menjadi pribadi yang tangguh dan pandai mengelola emosi sehingga Anda bisa menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi", pola ini sebenarnya membuat klien berpikir positif dan memikirkan cara baru yang menurutnya bisa dilakukan, dan ini dilakukan ketika klien sedang berada adalah keadaan trance. 


Dari ke-empat pola Ericksonian di atas kita bisa buat kesimpulan yang tentu tidak final, sebab setiap kesimpulan berpotensi menimbulkan kesimpulan baru. 😅


Jadi, saat kita memutuskan menjadi seorang hipnoterapis terkadang kita tidak bisa memilih kehadiran seorang klien, dan saat menggunakan hipnosis untuk membantu orang lain, yakinkan diri bahwa sugesti berfokus pada solusi yang berpusat untuk menyelesaikan masalah klien dengan sumber daya maksimal yang bisa dilakukan. 


Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih


Salam Pembelajar dan Salam Hipnosis


Yusdi Lastutyanto Cht.,CI

Pembelajar Hipnosis


Jakarta, 27 Desember 2020


Sumber Bacaan : 

1. Mark P. Jensen.Handbook of Hypnotic Techniques Vol. 1: Favorite Methods of Master Clinicians. 


2. Jeffrey K. Zeig, PhD. Developing Ericksonian Therapy.

Jumat, 25 Desember 2020

10 hal yg bisa menembus Pikiran Bawah Sadar




10 hal yg bisa menembus Pikiran Bawah Sadar

1. Pengulangan

2. Keyakinan

3. Orang yang di percaya

4. Tenggelam dalam perasaan 

5. Kebingungan /kaget

6. Terpesona

7. Mengigau/berjalan dalam tidur

8. Relaksasi pikiran( zikir, meditasi, hampir tidur)

9. Visualisasi/Imajinasi

10. HIPNOSIS