Senin, 03 Mei 2021

Tergesa-gesa Itu dari Setan, Kecuali untuk 5 Hal Ini



Tergesa-gesa Itu dari Setan, Kecuali untuk 5 Hal Ini


DALAM kitab Nashaihul Ibad karya Syekh Nawawi al-Bantani disebutkan, Hatim Al Asham RA. Mengatakan bahwa tergesa-gesa itu datangnya dari setan, kecuali dalam 5 hal. Sesungguhnya yang 5 hal itu termasuk sunah Rasulullah Saw., yaitu:

Pertama, Memberi jamuan pada tamu apabila ia telah masuk rumah.

Kedua, Mengurus jenazah ketika ia mati.

Ketiga, Mengkhawatirkan anak perempuan, apabila ia telah baligh (termasuk harus segera menikahkannya ketika telah bertemu jodohnya).


Keempat, Membayar utang apabila telah jatuh tempo.

Kelima, Bertaubat dari dosa apabila sudah terlanjut berbuat dosa.

Hal itu diperkuat sabda Nabi Saw.:

“Barangsiapa memberi makan saudaranya yang muslim dan memenuhi keinginannya, maka Allah mengharamkannya masuk neraka.” (HR. Baihaqi)

Kemudian,

“Barang siapa memberi makan roti kepada saudaranya, sehingga dapat mengenyangkannya, dan memberinya minum sehingga dapat menyegarkannya, maka ia jauh dari neraka 7 khandak/parit, yang setiap khandak itu perjalannya berjarak 700 tahun.”

(HR. Nasa’i Thabrani, Hakim, dan Baihaqi)

Kemudian,

“Apabila seorang calon ahli surga mati, maka Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung merasa malu untunk menyiksanya serta orang-orang yang menyalatinya.” (HR. Imam Dailami)

Kemudian,


“Sesungguhnya balasan pertama kali bagi orang mukmin sesudah matinya adalah diampuninya (dosa) semua orang yang mengantarkan jenazahnya ke kuburan.” (HR. Baihaqi)

Kemudian,

“Barang siapa mengawinkan anak perempuan maka Allah akan memberikan mahkota kerajaan kepadanya.”

Maksudnya:

Seorang Bapak yang dapat membimbing anaknya baik perempuan atau laki-laki, dan mengawinkan anak-anaknya dalam keadaan murni; perawan asli; bujang asli, tidak pernah melakukan zina berkat bimbingannya, maka dia akan mendapatkan anugerah berupa mahkota kerajaan sebagai penghargaan atas jasanya. (HR. Ibnu Syahim).

Wallahu A’lam. 

Minggu, 02 Mei 2021

"PESAN INDAH MBAH MAIMUN"

 


"PESAN INDAH MBAH MAIMUN"


Jika engkau melihat seekor semut terpeleset dan jatuh di air, Maka angkat dan tolonglah...

Barangkali itu menjadi penyebab ampunan bagimu di akherat..


Jika engkau menjumpai batu kecil di jalan yang bisa menggangu jalannya kaum muslimin, Maka singkirkanlah,

Barangkali itu menjadi penyebab dimudahkannya jalanmu menuju syurga..


Jika engkau menjumpai anak ayam terpisah dari induknya,

Maka ambil dan susulkan ia dengan induknya, Semoga itu menjadi penyebab Allah mengumpulkan dirimu dan keluargamu di surga..


Jika engkau melihat orang tua membutuhkan tumpangan,

Maka antarkanlah ia..

Barangkali itu mejadi sebab kelapangan rezekimu di dunia..


Jika engkau bukanlah seorang yang mengusai banyak ilmu agama, Maka ajarkanlah alif ba' ta' kepada anak2 mu,

Setidaknya itu menjadi amal jariyah untukmu, Yang tak akan terputus pahalanya meski engkau berada di alam kuburmu..


Jika engkau tidak bisa berbuat kebaikan sama sekali,

Maka tahanlah tangan dan lisanmu dari menyakiti sesama makhluk hidup.....

Setidaknya itu akan menjadi sedekah untuk dirimu..


Al-Imam Ibnul Mubarak Rahimahullah berkata:


رُبَّ عَمَلٍ صَغِيرٍ تُعَظِّمُهُ النِّيَّةُ ، وَرُبَّ عَمَلٍ كَبِيرٍ تُصَغِّرُهُ النِّيَّةُ


“Berapa banyak amalan kecil, akan tetapi menjadi besar karena niat pelakunya.

Dan berapa banyak amalan besar, menjadi kecil karena niat pelakunya.”


Jangan pernah meremehkan kebaikan,

Bisa jadi seseorang itu masuk surga bukan karena puasa sunnahnya,

Bukan karena panjang shalat malamnya.

Tapi bisa jadi karena akhlak baiknya dan sabarnya ia ketika musibah datang melanda.


Rasulullah bersabda:


« لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ ».


“Jangan sekali-kali kamu meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun (hanya) bertemu dengan saudaramu dalam keadaan tersenyum".

(HR. Muslim)


Mari kita selalu berusaha dengan pikiran dan prilaku positif,

Semangat meraih kebaikan.

Kamis, 29 April 2021

KISAH ANTING DAN BAN SEPEDA

 



KISAH ANTING DAN BAN SEPEDA



Di suatu daerah terpencil nun jauh di sana hidup sepasang suami isteri yang sedang menikmati hari-hari bahagia mereka. Canda ria dan guyonan keluarga yang biasa menjadi bumbu dalam kehidupan berumah tangga sering mereka lakukan. Mereka terlihat begitu menikmati hidup yang penuh ceria, sampai pada suatu saat mereka tersentak oleh suatu keadaan.

Besarnya cinta suami kepada sang isteri menimbulkan semangat ingin membahagiakannya. Ia merasa sedih manakala menatap wajah isterinya. Dalam penglihatannya, wajah cantik sang isteri mendadak memudar begitu dilihat anting-anting yang dipakainya hanya sebelah.

Demikian juga besarnya rasa sayang isteri kepada sang suami membuat ia menaruh perhatian sangat besar. Ia merasa kasihan melihat sepeda satu-satunya milik suami yang menjadi andalannya mencari nafkah tidak bisa dipakai karena bannya hanya satu.

Ide brillian muncul dalam hati suaminya. “Percuma aku punya sepeda kalau bannya hanya satu. Daripada tidak bisa dipakai ngojek akan aku jual dan hasilnya akan aku belikan anting-anting sebelah untuk menggenapkan yang sudah ada”. Dengan maksud membuat surprise kepada isterinya, tanpa pikir panjang ia pun berangkat ke pasar.

Pada saat yang bersamaan, ternyata isterinyapun mempunyai pikiran yang sama. “Daripada memakai anting-anting hanya sebelah mengapa tidak aku jual saja, dan hasilnya akan aku belikan ban sepeda supaya suami bisa mencari nafkah dengan baik”. Iapun bergegas pergi ke pasar, mumpung suaminya sedang tidak ada.

Setelah mereka mewujudkan rencana masing-masing, apa yang terjadi ? Mereka berkumpul di rumah dan perbincangan pun dimulai.

“Mas”, sang isteri memulai pembicaraan. “Mulai besok kamu sudah bisa mencari nafkah lagi. Saya belikan satu ban sepeda supaya sepedamu bisa dipake ngojek”. Suaminya terlihat kaget seraya bertanya, “Dari mana kamu punya uang?”. Sang isteri pun memberi penjelasan, “Ban sepeda ini aku beli dari penjualan anting-anting yang sebelah itu. Aku jual karena kalau dipakai juga kurang pantas kalau hanya sebelah”.

“Astaghfirullah”, timpal suaminya. “Mengapa kamu nggak bilang dulu. Ban sepeda yang satu itu sudah aku jual untuk membeli anting-anting supaya kamu pantas memakainya”.

Semuanya terdiam… sesekali mereka menarik nafas panjang. Cita-cita mereka ingin membahagiakan pasangan belum bisa diwujudkan akibat keinginan mereka tidak dikomunikasikan terlebih dahulu.

Cerita di atas bisa saja terjadi pada diri kita jika kita tidak mau terbuka dan berterus terang kepada pasangan kita. Komunikasi dan bermusyawarah merupakan unsur penting dalam membangun kebahagiaan, apakah itu kebahagiaan pribadi, rumah tangga, keluarga, maupun dalam konteks yang lebih luas.

وَ شَاوِرْهُمْ فِى اْلاَمْرِ

“Dan musyawarahkanlah urusan itu dengan mereka”

*MENCINTAI KARENA ALLAH*


 




































*MENCINTAI KARENA ALLAH*



Di jalan ini aku mengenalmu
Di jalan ini aku mencoba dekat denganmu
Di jalan ini aku ingin menjalin ukhuwah bersamamu
Dan di jalan ini ingin kutapaki kebersamaan denganmu

Ketulusan cinta Ilahi kan menjadi saksi
Narasi pun tak mampu mewakili
Lantaran adanya rasa pun sepenuh hati

Hingga tak cukup tertuang dalam kalimat ini

Indah...
Berkah...
Jannah...

Kelak kita pun bisa berucap, "Akhirnya kita berjumpa disini (surga) saudaraku." sembari mengulurkan tangan untuk memegang erat menanda hati diliputi bahagia.

Semoga ukhuwah selalu terjalin indah
Tak ada keinginan untuk berpisah
Karena cinta kepada Allah kan mengikat hingga kehidupan tak berakhiran
Maka kita jaga jalinannya agar tak mudah terceraiberaikan.

Dari Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَا تحاب اثْنَان فِي الله إِلَّا كَانَ أحبهم إِلَى الله أشدهما حبا لصَاحبه

*Tidaklah dua orang saling mencintai karena Allah kecuali yang paling dicintai Allah adalah yang paling besar kecintaan pada saudaranya*
(HR.Ibnu Hibban)

*Dalam hadits yang lain, Allah ta’ala menjanjikan untuk memuliakan mereka. Dari Abu Umamah radiyallahu ‘anhu, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,*

ما من عبد أحبّ عبدا لله إلا أكرمه الله عز وجل

*Tidaklah seorang hamba mencintai hamba yang lain karena Allah kecuali ia akan dimuliakan oleh Allah ta’ala*
(HR.Ahmad)

RACUNI PIKIRAN

 


————————

*Dua Rakaat Sebelum Subuh , lebih baik dunia seisinya*

————————

 *JANGAN LELAHKAN HIDUPMU UNTUK DUNIA*

 _*MANUSIA adalah makhluk yang paling SUSAH BAHAGIA,_*

_karena *BESARNYA ANGAN-ANGAN DUNIA,*_

_yang membuat *HIDUPNYA SIBUK* hingga lupa menjalankan tugas-tugas penting sebagai hamba Allah dan Khalifah Allah._


🍒 _*TIDAK* sedikit orang yang karena pekerjaannya,_

_mendapatkan income besar setiap bulannya,_

_tapi *SHOLAT menjadi tidak sempat,_*

_*MENDIDIK anak apalagi._*

🍒 _*ADA* banyak orang yang bisa wisata ke berbagai penjuru bumi,_

_namun menyantuni anak yatim *TIDAK PERNAH*,_

_peduli terhadap Muslim yang teraniaya apalagi..._


🍒 _*Dan................,*_

_dibalik itu semua,_

_ternyata *MEREKA adalah orang yang hidup dalam KETIDAKTENANGAN, KETIDAKBAHAGIAAN,* dan karena itu........,_

_semakin hari hidup mereka *DIKENDALIKAN oleh obsesi demi obsesi tentang MATERI atau UANG._*

📚 *Abu Hurairah* _radhiyallahu anhu_ berkata, 

*Rasulullah* _Shalllallahu ‘alayhi wasallam_ bersabda,

*”Akan menimpa umatku RACUN umat-umat lain.”*

▫️ Para sahabat bertanya, 

*“Apa itu racun umat-umat lain?”*

🔘 *Rasulullah* _Shalllallahu ‘alayhi wasallam_ bersabda, 

*“BERSENANG-SENANG tanpa batas, sombong, memperbanyak harta, perlombaan di dunia, saling menjauh, saling mendengki, hingga terjadi pembangkangan, kemudian kekacauan.”*

(HR. Thabrani)