Kamis, 10 Juni 2021

Kompeten itu Modal lho ..









Orang Hebat terbentuk oleh Kesulitan


Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar Menghadapi KESULITAN ,


Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR,


Jika setiap do’a kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR,


Seorang yang TAAT dalam menjalankan Agama ( Apapun Agama dan Kepercayaannya ), bukan berarti tidak ada KEKURANGAN,


Seorang yang merasa dekat dengan TUHAN nya, bukan berarti tidak ada air mata,


Seorang yang TEKUN berdo’a pun bukan berarti tidak akan menghadapi masa-masa SULIT,


Tetapi jika kita mau Berusaha dan Berikhtiar dalam hidup kita, Niscaya kita akan mendapatkan Jalan yang TERBAIK,


Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kau sedang belajar tentang KETULUSAN,


Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN,


Ketika hatimu terluka sangat dalam maka saat itu kau sedang belajar tentang MEMAAFKAN,


Ketika kau lelah dan kecewa, maka saat itu kau sedang belajar tentang KESUNGGUHAN,


Ketika kau merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kau sedang belajar tentang KETANGGUHAN,


Ketika kau harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kau sedang belajar tentang KEMURAH HATI, 


Tetap semangat ….

Tetap sabar ….

Tetap tersenyum ….

Karena kau sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN


Ingat ....... Kita bisa berada di tempat kita sekarang ,itu Bukan karena “KEBETULAN”…. 


Orang yang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan.


Seperti juga Nahkoda Hebat tak akan dihasilkan dari laut yang Tenang.


MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIR MATA 

Salam Sehat , Terus belajar belajar terus ,, 

Dimana tempat adalah sekolah , setiap orang adalah guru


Rabu, 09 Juni 2021

Definisi Mental State Gerak - Kata - Focus



Mental State 

Gerak - Kata - Focus 

Gerak 

Dalam buku Psychology Applied yang ditulis oleh George W Crane dikatakan bahwa gerakan adalah pendahulu emosi. Anda dapat mengendalikan emosi secara langsung dengan gerakan dan tindakan. Maka dengan mengubah gerakan fisik kita, yang terjadi emosi kita ikut berubah. 

Dalam kesempatan lain dikatakan pula oleh Anthony Robbin bahwa Emotion is Created by Motion, ini sebabnya dalam beberapa seminar kita diminta untuk melakukan gerakan-gerakan yang dapat menimbulkan emosi dan semangat. Contohnya dan bisa kita praktikkan: kita tersenyum maka yang terjadi perasaan kita menjadi nyaman. Saat kita berjalan cepat apa yang dirasakan oleh kita? Yaitu semangat, enerjik. 


Kata

Apa yang kita ucapkan dalam bentuk kata kemudian menjadi kalimat dapat mengubah tindakan kita. Tindakan dapat mengubah kebiasaan. Dan kebiasaan dapat mengubah nasib kita. Perhatikan orang yang sukses dan pemimpin yang berpengaruh, mereka dapat mengubah peradaban dengan kata-katanya! Mulai sekarang ubah kata-kata yang kita ucapkan dengan yang lebih baik. Lakukan afirmasi positif. Apa yang kita katakan akan mengubah tindakan. Lakukan afirmasi dengan keinginan yang spesifik, positif, dan present tense. 


Fokus

Saat kita fokus maka kondisi kita akan sangat powerful. Apa yang kita fokuskan bisa jadi kenyataan. Hal ini seperti hukum tarik menarik atau law of attraction (LOA). Bila kita fokus dengan membayangkan sebuah musibah apa yang terjadi? Bisa jadi kita akan menjumpai kesialan-kesialan. Bila kita fokus pada peluang, maka kita akan menjumpai kesempatan dan ide. Coba lakukan visualisasi untuk menciptakan fokus. Visualisasi adalah usaha seseorang untuk menggambarkan dalam pikirannya apa yang dia ingginkan. Lakukan visualisasi untuk mengendalikan fikiran fokus pada sesuatu yang diinginkan misalnya keadaan sehat, perasaan bahagia, rumah, kendaraan, jabatan, kesehatan, hubungan, dan lain-lain. Sebagaimana yang disampaikan dalam hukum LOA maka apa yang dibayangkan secara terus menerus dan penuh keyakinan cenderung menjelma dan terwujud dalam kehidupan nyata.

Demikian luar biasanya rumus GKF (Gerak, Kata, Fokus) dalam meningkatkan peforma kita. 

Fokus Kata Tindakan 

Fokus Imajinasi  Gerak 

Selamat mencoba! 


Demikian kenyataan Demikian adanya 

Selasa, 08 Juni 2021

*HYPNO PARENTING DALAM KAREKTER PADA ORANG TUA



*HYPNO BERBAKTI PADA ORANG TUA*

Dalam Alquran surat Al Isra ayat 23, Allah memerintahkan kita untuk senantiasa menyembah kepada-Nya dan berbuat baik kepada orangtua, yakni ibu dan bapak.

وَقَضٰى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِالْوٰلِدَيْنِ إِحْسٰنًا   ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." (QS. Al Isra: 23)

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

« رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ». قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ »

Artinya: “Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina.” Ada yang bertanya, “Siapa, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, "(Sungguh hina) seorang yang mendapati kedua orangtuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah tua, namun justru ia tidak masuk surga.” (HR. Muslim)

 Dari Abdullah bin ’Umar, ia berkata:

رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا الْوَالِدِ وَ سَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ

Artinya: “Ridha Allah tergantung pada ridha orangtua dan murka Allah tergantung pada murka orangtua.” (HR. Tirmidzi)

 Dari  ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan:

سَأَلْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ « الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا » . قَالَ ثُمَّ أَىُّ قَالَ « ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ » .قَالَ ثُمَّ أَىّ قَالَ « الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ » . قَالَ حَدَّثَنِى بِهِنَّ وَلَوِ اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِى

Artinya: “Aku bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling dicintai oleh Allah ‘azza wa jalla?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Salat pada waktunya’. Lalu aku bertanya, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Kemudian berbakti kepada kedua orangtua.’ Lalu aku mengatakan, ‘Kemudian apa lagi?’ Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Berjihad di jalan Allah’.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ وَأَنْ يُزَادَ لَهُ فِي رِزْقِهِ فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

Artinya: Siapa yang suka untuk dipanjangkan umur dan ditambahkan rizki, maka berbaktilah pada orangtua dan sambunglah tali silaturahmi (dengan kerabat).” (HR. Ahmad)

 Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ بِحُسْنِ صَحَابَتِى قَالَ « أُمُّكَ » . قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ « أُمُّكَ » . قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ « أُمُّكَ » . قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ « ثُمَّ أَبُوكَ »

Artinya: “Seorang pria pernah mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Siapa dari kerabatku yang paling berhak aku berbuat baik?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Ibumu’. Dia berkata lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Ibumu.’ Dia berkata lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Ibumu’. Dia berkata lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Ayahmu’.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ

Artinya: Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang bepergian (safar), dan doa baik orangtua kepada anaknya.” (HR. Ibnu Majah)

 Abu Bakrah berkata:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ؟) ثَلاَثًا، قَالُوْا : بَلىَ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ : ( الإِشْرَاكُ بِاللهِ وَعُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ ) وَجَلَسَ وَكَانَ مُتَّكِئًا ( أَلاَ وَقَوْلُ الزُّوْرُ ) مَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتىَّ قُلْتُ لَيْتَهُ سَكَتَ

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 'Apakah kalian mau kuberitahu mengenai dosa yang paling besar?' Para sahabat menjawab, 'Mau, wahai Rasulullah.' Beliau lalu bersabda, '(Dosa terbesar adalah) mempersekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orangtua.' Beliau mengucapkan hal itu sambil duduk bertelekan pada tangannya. (Tiba-tiba beliau menegakkan duduknya dan berkata), 'Dan juga ucapan (sumpah) palsu.' Beliau mengulang-ulang perkataan itu sampai saya berkata (dalam hati), 'Duhai, seandainya beliau diam'.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 Perintah orangtua tetap diikuti selama bukan perintah bermaksiat sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut:

أَطِعْ أَبَاكَ مَا دَامَ حَيًّا وَلاَ تَعْصِهِ

Artinya: Taatilah ayahmu selama dia hidup dan selama tidak diperintahkan untuk bermaksiat.” (HR. Ahmad)

 Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- يَسْتَأْذِنُهُ فِى الْجِهَادِ فَقَالَ « أَحَىٌّ وَالِدَاكَ ». قَالَ نَعَمْ. قَالَ « فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ »

Artinya: "Ada seseorang yang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia ingin meminta izin untuk berjihad. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bertanya, ‘Apakah kedua orangtuamu masih hidup?’ Ia jawab, ‘Iya masih.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, ‘Berjihadlah dengan berbakti kepada keduanya.’” (HR. Muslim)

 Dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah As-Sa’idi, ia berkata:

بَيْنَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِى سَلِمَةَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَقِىَ مِنْ بِرِّ أَبَوَىَّ شَىْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا قَالَ « نَعَمِ الصَّلاَةُ عَلَيْهِمَا وَالاِسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِى لاَ تُوصَلُ إِلاَّ بِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا ».

Artinya: “Suatu saat kami pernah berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu datang seseorang dari Bani Salimah, ia berkata, 'Wahai Rasulullah, apakah masih ada bentuk berbakti kepada kedua orangtuaku ketika mereka telah meninggal dunia?' Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, 'Iya (masih tetap ada bentuk berbakti pada keduanya). (Bentuknya adalah) mendoakan keduanya, meminta ampun untuk keduanya, memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia, menjalin hubungan silaturahim (kekerabatan) dengan keluarga kedua orangtua yang tidak pernah terjalin, dan memuliakan teman dekat keduanya'.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)

Wahai Anak - anak ku, .. wahai saudara saudar ku, wahai teman teman ku. .. cobalah angkat tangan mu dengan telunjuk dan jari tangah , jari lain di lipat. (Boleh tangan kiri atau tangan kanan).

Telunjuk dan jari tengah itu ibarat ANDA dengan ORANG TUA anda. Bayangkan Rasa kehadirannya , dengarkan suara nya, masih sangat jelas ingatan anda , kedekatan anda dengan orang tua anda sangat dekat bagaikan ada lem yg sangat lengket terlengket di dunia ini , kedua jari anda saat ini  menjadi  lengket sekali,, karena anda dengan orang tua anda adalah satu , darah anda adalah darah orangtua anda . Jari anda Semakin lengket tambah lengket benar benar lengket .. hanya maut yg memisahkan anda dengan orang tua anda . Anda semakin cinta dengan orang tua anda. dengan di hakekatkan jari anda lengket seeekali !!!!

Aneh nya ntah kenapa , kedua jari anda semakin  lengket, benar benar lengket karena anda sayangggg sekali dengan orang tua anda.

Biarkan sejenak jari anda lengket, mencoba membuka malah semakin lengket, tidak percaya malah tambah lengket. Benar benar lengket . 

Biar kan lengket , sampai anda baca kisah hakekat bola basket, voli, bola kaki dan bola golf di bawah ini  :


1. Ketika kita sebagai orang tua ( bak mak , mama papa, umi abi ) yang masih muda dan memiliki anak anak yang masih kecil, maka kita akan seperti *BOLA BASKET* 🏀 yang selalu menjadi rebutan oleh anak anak  , karena ada sesuatu yang anak anak  ingin harapkan dapatkan   dari orang tua.


2. Hindari memperlakukan orang tua  ,  seperti *BOLA VOLI* 🏐 yang dioper kesana kemari, dari satu anak ke anak yang lain , karena mereka anggap orang tuanya menyusahkan dan membatasi kebebasan mereka untuk beraktivitas, beda selera dengan anak anak .


3. Hindari wahai anak-anak ku memperlakukan orang tua seperti *BOLA KAKI* ⚽ yang selalu ditendang kesana kemari karena dianggap semakin menyusahkan dan dianggap sebagai beban. 

Melarang kesukaan orang tua :

*Reunian, silaturahim, minum teh, makan pinggir lematanh* yang merupakan favorit orang tua.


4. Akhirnya ketika orang tua mu   sudah jompo, hindari  memperlakukan orang tua  seperti *BOLA GOLF* 🏌🏾‍♂dibuang sejauh mungkin agar sesegera mungkin masuk lubang... ⛳.


*Ingatlah, sebagai anak anak yang memiliki orang tua,* kitapun akan menjadi tua seperti mereka, dan apa yang anda  telah tabur didalam kehidupan, akhirnya akan anda  tuai hasilnya dikemudian hari.


BERBAKTI  ITU MENGERTI HATI PERASAAN ORANG TUA.

BERBAKTI ITU MENJADIKAN ORANGTUA SEBAGAI RAJA.

BERBAKTI ITU MEMBUAT SENYUM ORANG TUA.

RIDHO ALLAH TERGANTUNG RIDHO ORANG TUA.


Ohiya,,, ada yg masih lengket jari nya.... ?

Anda luar biasa .. lalu baca al fatihah khusus buat orang tua mu.. katakan dengan ridho Orang tua ku , aku berjanji melakukan yang terbaik . Terutama meningkatkan Iman dan taqwa kepada Allah. .. dan hitungan ke 3 .. jari anda normal kembali .. 1 2 dan 3.. normal normal normal sehat segar...



www.akhlakulkarimahhipnoterapi.com



Senin, 07 Juni 2021

Menyampaikan Kritik Dengan Cara Bijak

 





= KRITIK ITU KRIPIK


Maha suci Allah yang telah menganugerahi setiap orang dengan hawa nafsu dan akal, jalan hidup yang berbeda-beda tidak lantas membuat kita lupa diri, bekali masing-masing hidup orang dengan potensi beraneka rupa. Apakah yang terlintas dalam benak kita ketika mendengar : ”Saya ingin mengkritik anda!”

Akan berbeda ketika ada orang menawarkan, *”kamu mau kripik?”* Spontanitas aura wajah kita cerah, gembira, membayangkan renyahnya kripik tersebut. Kita senang karena kripik dirasa bermanfaat buat kita.

Setidaknya sebagai camilan ringan yang mengasyikkan, atau sebagai teman makan nasi yang memuaskan, padahal kripiknya sendiri belum ada di depan kita. Jadi sekalipun baru mendengar kabar, raut muka kita jadi lebih baik, perasaan senang, dan kripiknya belum datang nikmatnya sudah terbayang.

Pertanyaannya bukan apakah bedanya antara kritik dengan kripik? Namun, mengapa sikap kita berbeda terhadap dua hal tersebut? Mengapa kita suka ketika diberi kripik, namun enggan menerima kritik? Mengapa kripik sering dicari, akan tetapi kita selalu berusaha menghindari kritik?

Kritik itu cermin , kritik itu anggaplah kripik , jadi saat anda di kritik . Ucapkan Alhamdulillah ., bahkan katakan :  saya minta anda mengkritik saya.. atau Mana kritikan mu untuk saya ? Kritik sama dengan teguran.. 

Sebuah teguran akan membawamu pada sebuah perubahan, dan itu tergantung dari pribadi masing masing .


Ada yang menerima teguran dan merubah hidupnya menjadi lebih baik, orang- orang tersebut akan berhasil dalam menguasai hidup.


Ada orang sombong yang menganggap dirinya selalu baik dan tidak pantas untuk ditegur , orang-orang inilah yang akan kalah dengan kerasnya kehidupan.


Belajarlah menjadi bijak dari setiap teguran yang datang kepada kita.

sebab respon kita lewat setiap teguran, yang menentukan kita akan MAJU, Diam ditempat atau bahkan kita MUNDUR sangat jauh dari posisi kita 


Jadi sebenarnya, persepsi kitalah yang harus dibenahi. Bila kata-kata kritik menjadi bagian keseharian yang bisa dinikmati, kita tidak perlu takut, agar kritik menjadi suatu hal yang bermutu, jelas perlu ilmu. Butuh seni ter-sendiri hinggga ia menjelma menjadi sesuatu yang berarti.


Teknik Menerima Kritikan:

1.Rindu kritik dan Nasehat

Kita harus memposisikan diri menjadi orang yang rindu dikoreksi, di nasehati, seperti rindunya kita bercermin agar selalu rapi. Kita harus belajar senang mencari kritik dan koreksi dari orang lain.

Kita senang bercermin, sebab bercermin membuat kita tahu rambut bagian mana yang tidak rapih, pipi sebelah mana yang bedaknya terlalu tebal, atau mungkin mata sebelah mana yang masih dihuni mahluk kecil apapun namanya? Karena setelah bercermin, kita bisa benahi rambut yang kusut jadi lebih rapih, dan penampilan yang semrawut berubah jadi baik.

Begitulah semestinya, sikap hati kita terhadap kritik. Akan jadi lebih baik bila persepsi ini senantiasa dihujamkan dalam hati bahwa: Kritik itu penting, Kritik kunci kesuksesan dan kemajuan, Kritik, pembuka prestasi dan pengangkat derajat, Kritik adalah jalan untuk menjadi lebih baik

2.Cari dan Tanya

Pertanyaan yang kita sampaikan kepada teman adalah jangan bertanya,”bagus tidak ?”, Sukseskah saya ?”. Tapi baliklah bertanya,”Apa yang kurang yang harus saya perbaiki?”, “Apa yang mesti saya sempurnakan?” Kesalahan mana yang perlu dikoreksi ? “Apa yang kurang ya ? Belajar bertanya pada orang lain dan nikmati saran-saran yang mereka lontarkan. Miliki teman-teman yang mau jujur mengoreksi kita.

Bertanyalah kepada istri, suami, anak, atau karyawan, karena sikap ini tidak akan mengurangi kemuliaan !

3. Nikmati Kritik

Persiapkan diri untuk menerima kenyatan bahwa koreksi itu tidak selalu sesuai keinginan dengan kita. Ada kalanya isinya benar, caranya salah. Kita harus bersyukur dan bersabar. Ada masanya isinya benar caranya benar. Menyikapi ini kita sangat bersyukur karena nikmat sekali menerima koreksi seperti ini.

Kadang pula terjadi isinya salah, meski caranya benar, kita harus tetap berterima kasih dan memaafkan. Dan yang tidak mustahil adalah isinya salah dan caranya pun, salah ! Maka sikap terbaik adalah memaafkan dan menghadapinya dengan kesabaran

4. Syukuri

Jangan melempar komentar apapun kecuali ucapan terima kasih terhadap orang yang memberi kritik. Tak lupa sertakan namanya dalam do’a kita, semoga Allah membalas kebaikannya yang telah meluangkan waktu untuk membantu memperbaiki diri kita.

5. Evaluasi Diri

Jujur lah pada diri sendiri tentang kritik dan koreksi yang datang. Renungi dalam hati mungkin ini adalah jawaban atas do’a kita untuk minta selalu ditunjuki jalan yang lurus.

6. Perbaiki Diri

Buatlah program perbaikan dengan sungguh-sungguh. Jadikanlah program perbaikan diri sebagai rasa syukur atas kritik yang datang

7. Balas Budi.

Jangan lupa memberikan tanda terima kasih. Bisa barang berharga, makanan kesukaannya, sepucuk surat, atau minimal informasi kepada yang mengkritik bahwa kita berterima kasih atas kebaikannya.

Seni mengkritik:

Dasar yang penting sebelum kita mengkritik adalah kita menginginkan perubahan menuju keadaan kehidupan yang lebih baik bagi orang yang dikritik . Maka ada hal-hal yang sebaiknya diperhatikan yaitu:

1. Niat Harus Ikhlas

Niatkanlah bahwa koreksi yang disampaikan adalah tulus untuk membantunya tahu akan kesalahannya, mendukungnya agar ia termotifasi untuk memperbaiki dirinya. Jangan merasa lebih tinggi, lebih hebat, karena kesombongan kita mengakibatkan mutu kalimat/kata menjadi rendah. Menggurui atau merendahkan tentunya tidak diharapkan oleh siapapun.

2. Perhatikan situasi dan kondisi

Orang yang sedang senang dengan yang berduka tentu berbeda kepekaannya.Orang yang sehat dengan yang sakit juga berbeda daya terima dalam menghadapi kritik. Maka sebaik-baik situasi adalah keadaan yang tenang, sehat, kondisi hati kedua pihak sedang lapang, dan dilakukan saat situasi yang akrab dan bersahabat.

3. Perhatikan Cara

Pertama jangan emosional, jangan memperturutkan hawa nafsu dan kemarahan. Sebab dengan marah akan menjadi tidak jelas apa yang disampaikan. Dan berisiko terhadap kesalah pahaman.

Tidak kalah penting, kita harus membantu oang tersebut untuk menemukan solusi terbaik, langkah yang harus dilakukan untuk memperbaiki kondisinya. Gambarkan keuntungan jikalau ia memperbaiki diri. Ini agar ia termotifasi untuk melakukan perubahan, melepaskan sifat-sifat buruknya dan maju untuk meningkatkan prestasinya.

Hasilnya, orang yang dikritik tidak merasa sedang dipojokkan. Ia seakan masuk dalam ruang informasi yang jelas, tidak ragu dan bersyukur karena ia mendapat apa yang dia dibutuhkan.

Pada Prinsipnya orang ingin menjadi lebih baik.Sehingga kita harus meyakinkan bahwa koreksi ini adalah untuk kebaikan dirinya. Sehingga akhirnya orang tersebut justru merasa sangat beruntung menerima kritikan.

4. Pantangan

Pantangan dalam mengkritik adalah jangan sekali-kali mengkritik didepan orang banyak. Karena hal itu dapat diartikan sebagai upaya mempermalukan dirinya. Sehingga selama mendengar kritik kita yang bersangkutan lebih sibuk manahan rasa malu, repot menghadapi perasaan tertekan, lebih sakit hati mendendam koreksi yang disampaikan tidak menjadi efektif.

5. Siap Untuk Ditolak

Kita harus siap bahwa koreksi kita belum tentu diterima. Bisa jadi karena caranya kurang bagus, atau karena dia punya persepsi yang berbeda terhadap apa yang kita anggap layak dikoreksi.

6. Jangan Merasa Berjasa.

Ujian bagi kita, ketika orang yang kita koreksi ternyata mau mengubah dirinya sesuai yang kita anjurkan dan berhasil! Andai kita merasa itu karena jasa kita, hasil kebaikan kita, maka yang demikian sebenarnya yang lebih layak menerima koreksi adalah diri kita sendiri!

Jangan sampai kesuksesan orang membuat kita lupa diri. Setidaknya taburan doa-doa yang kita panjatkan setiap hari mampu menintrospeksi diri sendiri dan orang lain.

Sumber pustaka buku saku  : Seni Mengkritik dan Menerima Kritik ala Aa Gym

www.akhlakulkarimahhipnoterapi.com

www.abdulahhubai.com


Wallahu ‘Alam Bishowaf