Jumat, 16 Juli 2021

Rasa Nikmat itu beda-beda

 


Rasa Nikmat itu beda-beda


Saya minum segelas kopi dengan kompoisisi lebih banyak Kopinya daripada gulanya. 


Saya menikmatinya di teras rumah. Tiba-tiba ada kawanan saya datang bertiga, menyambut saya dan duduk bersebelahan. 


Salah satu teman saya berkata, "Wah ada kopi mantap nih! Boleh saya cicipi bro?". Dengan tertawa saya persilahkan semuanya minum kopi yang saya buat itu. 


Teman saya yang pertama minum adalah Ismail, dia berkata "Duh, pahit betul kopimu" 😩 celetuk dia, kemudian di susul Yayat "hmmm😊, lumayanlah kurang gula dikit bro" kata dia, selanjutnya giliran ferry yang terakhir mencicipi kopi itu "Anjiiir😃, mantap kopi ini bro, saya suka sekali!". 


Akhirnya dari percobaan "Mencicipi kopi" buatan saya itu. Kita berbincang -bincang. 


Satu-satu memberi nasihat pada saya. Ismail berkata, "Bro, apa lidahmu udah tak terasa pahit, kopimu itu kurang banyak gulanya. Lain kali kamu harus beri gula yang manis ya? Saya langsung menjawab,  "siap bro!" 


Kemudian yayat berkata, "kopimu itu udah enak tapi tambahi gula dikit lagi bro! Saya jawab "Ok bro!". 


Dan yang terakhir ferry, dia berkata, "oohh...kalian ini apa gak tahu namanya cita rasa tidak bisa di paksakan". Sambil mengkerutkan dahinya, akhirnya saya celetuk ferry, "hahaha, santai aja ferr... gak apa-apa kan sebagai pengetahuan saja bagi saya juga. Ferry tertawa, "betul bro !". Setelah selesai berkata-kata mereka pamit kepada saya yang sedang duduk di teras rumah. Dengan berkata "makasih ya bro". Saya jawab, OK, Ok bro".


Selepasnya mereka sudah meninggalkan teras rumah. Saya merenung dan  mengambil kesimpulan, padahal saya buat kopi dengan komposisi terbaik saya. Namun bagi mereka tak sama rasa nikmat seperti saya. Di sanalah saya memperoleh pengetahuan langsung tentang rasa masing-masing manusia berbeda-beda. Dan harus membuat komposisi sesuai rasanya masing-masing.

BERPIKIR & BERBUAT

 


= BERPIKIR & BERBUAT =


Orang menjadi BAIK, karena berbuat BAIK.

Orang menjadi BIJAK, karena berbuat BIJAK.

Orang menjadi BODOH, karena berbuat BODOH.

Orang menjadi JAHAT, karena berbuat JAHAT.


Berpikir BAIK amat PENTING,

Namun hanya berpikir BAIK saja tidak cukup, kita harus berbuat BAIK,.... sebab berbuat BAIK lah yang membuat kita menjadi BAIK


Berpikiran BIJAK amat BERGUNA, namun hanya berpikir BIJAK belum cukup membuat kita menjadi BIJAK,....berbuat BIJAK lah yang membuat kita menjadi BIJAK...


Berpikiran CINTA KASIH amat MULIA, namun hanya BERHENTI dalam berpikiran CINTA KASIH tanpa perbuatan CINTA KASIH, tidak membuat kita ber CINTA KASIH.


Berpikiran BODOH amat MERUGIKAN, namun berbuat BODOH lebih MERUGIKAN.,,,,,Jika orang dapat mengendalikan pikiran BODOH, sehingga tidak sampai berbuat BODOH, sesungguhnya orang itu bukanlah orang yang BODOH.


Berpikiran JAHAT amat BERBAHAYA, namun berbuat JAHAT lebih BERBAHAYA,.....Jika seseorang dapat mengendalikan pikiran JAHAT, sehingga tidak sampai berbuat KEJAHATAN, sesungguhnya orang itu bukanlah orang JAHAT.


BERPIKIR saja tidak membuat kita menjadi SIAPA ,....PERBUATAN lah yang akan membuat kita menjadi SIAPA !!!


Semoga kita BUKAN orang yang berpikiran BIJAK namun selalu berbuat BODOH ,....atau orang yang berpikir CINTA KASIH, tapi selalu berbuat EGOIS .


BERPIKIR hanyalah sebuah AWAL,....BERBUAT itulah FINAL nya !!!


Semua teman yang terkasih, Semoga hari mu dipenuhi keberkahan dan kedamaian...


Have a Wonderful Day !!!


Sumber : fb david

Manajemen Ala Yai Ali

 




●IMPIAN ➡️ jika  diPIKIRKAN ➡️ menjadi RENCANA,

□RENCANA ➡️ jika DITULIS,DIUCAPKAN, dibayangkan, dirasakan ➡️ menjadi KOMITMEN yang kuat,

♡KOMITMEN➡️jika DILAKUKAN ➡️menjadi KEBIASAAN rutin,

●KEBIASAAN➡️membentuk KARAKTER


✔️REALITA 


by: www.abdulahhubai.com 

Master Hypnosis IHC

CATATAN BAGI YANG TINGGAL SERUMAH DENGAN ORANGTUA (MERTUA)

 



CATATAN BAGI YANG TINGGAL SERUMAH DENGAN ORANGTUA (MERTUA)


بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ


Semoga Allah memberikan Ustadz kesehatan.


Ustadz, ana ingin bertanya.

Begini, Ustadz. Ini mungkin pertanyaan untuk menambah keyakinan ana dalam membuat keputusan, InsyaAllah. Alhamdulillah ana baru menikah setahun yang lalu dan dianugerahi seorang anak laki-laki yang baru lahir bulan Mei/Sya’ban ini.


1. Bagaimana hukumnya orang yang baru menikah, tinggal serumah dengan orangtua (mertua)?


Dengan alasan, Ibu mertua bilang daripada ngontrak lebih baik uangnya dicicil untuk beli rumah atau memperbaiki rumah? dan alasan lainya ialah ingin mengurusi cucu karena pasangan baru belum berpengalaman mengurusi anak.


Dan kami serumah tidak hanya dengan ibu mertua, tapi dengan adik (Istri) ipar perempuan , ada kakak ipar dan istri. Alasan lainnya Ibu mertua ingin tetap tinggal karena ingin ditemani, jika kami pindah rumah maka mereka hanya berdua di rumah tersebut, ayah mertua kami sudah meninggal.


2. Bagaimana solusi terbaiknya, Ustadz?


Syukron, Ustadz.

Jazaakallaahu khoiron wa baarakallaahu fiik.



Jawaban


وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْـمِ اللّهِ


Alhamdulillāh

Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in.


Sebelumnya ana ucapkan selamat, baarokallohu fiik atas kelahiran putra Antum, mabruk. Semoga menjadi anak yang sholeh, berbakti pada orangtuanya dan bermanfaat bagi agama maupun bangsa.


Jika melihat dari pertanyaan Antum, sepertinya tidak ada masalah atau tidak ada uneg-uneg dari sudut pandang Antum pribadi tentang keadaan saat ini, yakni tidak mempermasalahkan untuk tinggal bersama mertua. Juga sang istri tidak menuntut untuk tinggal berpisah dari orangtua. Dan ini patut disyukuri, mengapa? Karena Antum tidak akan dipusingkan dengan ketidakbetahan istri, di sisi lain Antum pun tetap bisa beraktivitas tanpa merasa terbeban. Hal ini agak wajar karena memang konflik yang biasa terjadi adalah saat istri tinggal di rumah orangtua suami, maka potensi gesekan akan lebih besar, namun tidak dengan sebaliknya.


Akan tetapi tetap ada beberapa catatan yang patut diperhatikan dan disampaikan, diantaranya:


Satu : Taat pada suami.

Tinggal di rumah orang tua (mertua) terlebih jika suami belum mampu untuk memberi tempat tinggal untuk istri dalam pandangan Islam boleh-boleh saja dan tidak ada larangan. Istri pun sudah sepatutnya untuk manut dan patuh pada keputusan suami selama tidak memerintahkan maksiat baik pada Alloh, Orangtua atau Mertua. Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam Sunan-nya:


لاَطَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِى مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ – رواه الترمذي


“Tidak ada ketaatan bagi seorang hamba ketika diperintah untuk bermaksiat kepada Allah”


Dua : Mempergauli orangtua dengan baik.

Berusahalah untuk bermuamalah dengan baik tanpa kecuali, terlebih orang tua kandung dan orang tua istri/suami. Hal ini tertuang dalam wasiat Nabi Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam kepada Muadz bin Jabal rodhiallohu anhu yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:


وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ – رواه الترمذي


“Pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik”


Tiga : Waspada dengan godaan syetan.

Godaan syetan dsini dalam kehidupan rumah tangga yang bercampur dengan keluarga besar adalah ipar dan segala kerabat dekat istri/suami. Sebagaimana hadits dari ‘Uqbah bin ‘Amir rodhiallohu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim bahwa Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,


إِيَّاكُمْ وَالدُّخُولَ عَلَى النِّسَاءِ فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَرَأَيْتَ الْحَمْوَ . قَالَ الْحَمْوُ الْمَوْتُ


“Berhati-hatilah kalian masuk menemui wanita.” Lalu seorang laki-laki Anshar berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat Anda mengenai ipar?” Beliau menjawab, “Hamwu (ipar) adalah maut.”  [Muttafaqun ‘alaih]



Apa makna dalam hadits bahwa hamwu adalah maut? Maknanya bukan hanya ipar saja namun semua kerabat dekat isteri yang bukan mahram.


Empat : Memahami potensi konflik dan mengendalikan ego.

Tinggal satu rumah dengan mertua juga akan menimbulkan persaingan di antara menantu dan orang tua. Di satu pihak, pasangan pasti ingin agar suami atau istrinya lebih mengutamakan dia, namun mertua yang sebagai orang tua merasa memiliki hak yang lebih besar untuk diutamakan oleh anaknya sendiri melebihi siapa pun termasuk oleh sang menantu. Nah hal seperti ini pun tidak jarang jadi sumber konflik di antara suami istri.

Potensi konflik mertua menantu juga bisa semakin tajam bila sudah memiliki anak, yang mana antara menantu dan mertua memiliki pandangan yang berbeda dalam cara pengasuhan.


Contoh: Antum ingin bila putra Antum ketika salah harus diberikan teguran, namun sebaliknya mertua merasa cucunya jangan dikerasin. Antum memberi ketegasan, sementara mertua ingin memanjakan, dan lain-lain. Hal-hal yang kecil nantinya bisa menjadi masalah besar dalam kehidupan rumah tangga Antum karena baik pihak mertua atau menantu merasa pendapatnya yang paling benar. Istilahnya, benarlah sebuah ungkapan kalau sebuah istana harus memiliki satu ratu dan satu raja. Keberadaan dua ratu atau dua raja dalam satu rumah akan berdampak tidak baik bagi keduanya.


Nah, menyikapi perbedaan pendapat dengan orangtua atau mertua, seringkali kita bahasakan dengan intervensi. Poinnya adalah, jangan sampai kita suudzon atau terlalu dominan ego, sehingga seakan-akan semua nasihat atau campur tangan dari mertua adalah salah. Selagi bentuk campur tangan pihak mertua adalah berbentuk nasihat dan masukan positif untuk kebaikan bersama, mengapa harus ditolak? Bukankah berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran adalah perkara yang diperintahkan oleh Allah? Allah Azza wa Jalla berfirman:


Baca Juga:  Uang Umroh Dikembalikan Karena Pandemi, Bolehkah Dipakai Untuk Hal Lain atau Memulai Usaha?

وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ


1. Demi masa.

2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.


Lima : *Merencanakan untuk tinggal sendiri sesuai kemampuan*

Jika memungkinkan mengajak musyawarah suami tentang keinginan untuk miliki rumah sendiri, cobalah untuk mengajaknya bicara tentang hal ini. Tentunya, *tetap dalam kondisi tidak memaksa* dan *menekan suami jika memang penghasilan suami pas-pasan* . Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak membebani hamba-Nya diluar kemampuannya.


لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ ۖ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ ۚ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا ۚ سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا


Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.  [QS Ath-Thalaq 7].


Terakhir, perbanyak doa kepada Allah Azza wa Jalla agar diberi kemudahan dalam segala urusan kita serta dijauhkan dari hal-hal yang tidak kita inginkan.


Wallohu A’lam

Wabillahit Taufiq


Dijawab dengan ringkas oleh :

Ustadz Rosyid Abu Rosyidah, حفظه الله

(Dewan Konsultasi Bimbinganislam.com)



Kamis, 15 Juli 2021

Pengobatan dan metode tercanggih



Pengobatan dan metode tercanggih apa pun di dunia,,,!!


Allah telah menciptakan sesuatu yang luar biasa untuk kita semua,,, jenis apapun itu penyakitnya,, itu datang dari dalam dada anda.


1. Hati yang terganggu. (Penyebab emosi tidak menentu)

2. Paru paru yang mengalami gangguan ( penyebab pernafasan terganggu)

3. Jantung yang berirama tak menentu.

( Penyebab berhentinya kehidupan karena pemompaan darah tidak stabil)

4. Gangguan fungsi pankreas ( penyebab hormon dan enzim tidak dapat di hasilkan. Dan mengganggu sistem pencernaan. )


*_ketahuilah allah telah menciptakan penyembuh yang luar biasa, tapi kita melupakan nya_*


Karena kita sibuk dengan urusan duniawi, berlomba untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, karena nafsu manusiawi yang ingin memiliki sesuatu yang lebih dan lebih lagi, karena sifat serakah hingga kita di perbudak oleh nafsu duniawi.


Sahabat dan teman temanku, allah telah menciptakan *al quran sebagai* pedoman hidup.


Dan menjadi obat dari segala penyakit, sadarilah dan pahamilah, bahwa kekuatan al quran itu sungguh luar biasa.


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ قَدْ جَآءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِ ۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّـلْمُؤْمِنِيْنَ

yaaa ayyuhan-naasu qod jaaa-atkum mau'izhotum mir robbikum wa syifaaa-ul limaa fish-shuduuri wa hudaw wa rohmatul lil-mu-miniin


"Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman."

(QS. Yunus 10: Ayat 57)


*Mulai hari ini dan seterusnya* jika anda membaca al Quran secara Rutin. Maka bayangkan dan rasakan penyakit anda berangsur hilang dan anda kembali pulih.


Kembalilah bersujud, mensyukuri nikmat yang allah berikan. Sebelum sakit mu datang dan sesudah sakitmu pergi.


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


خَا شِعَةً اَبْصَا رُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ۗ وَقَدْ كَا نُوْا يُدْعَوْنَ اِلَى السُّجُوْدِ وَهُمْ سٰلِمُوْنَ

khoosyi'atan abshooruhum tar-haquhum zillah, wa qod kaanuu yud'auna ilas-sujuudi wa hum saalimuun


"pandangan mereka tertunduk ke bawah, diliputi kehinaan. Dan sungguh, dahulu (di dunia) mereka telah diseru untuk bersujud waktu mereka sehat (tetapi mereka tidak melakukan)."

(QS. Al-Qalam 68: Ayat 43)


Anda memiliki banyak waktu untuk kembali taat kepadanya. Lakukan lah dengan ikhlas, mohonlah ampunan hanya kepada Nya (allah S.W.T) jauhkan ke musrikan dan menyekutukan Nya.


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بَعْدَ اِيْمَا نِهِمْ ثُمَّ ازْدَا دُوْا كُفْرًا لَّنْ تُقْبَلَ تَوْبَتُهُمْ ۚ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الضَّآ لُّوْنَ

innallaziina kafaruu ba'da iimaanihim summazdaaduu kufrol lang tuqbala taubatuhum, wa ulaaa-ika humudh-dhooolluun


"Sungguh, orang-orang yang kafir setelah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, tidak akan diterima tobatnya, dan mereka itulah orang-orang yang sesat."

(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 90)


Mari kawan, kita sebarkan kebaikan, kita sebarkan berita ini agar, semua keluarga dan rekan rekan kita kembali ke jalan kebaikan agar di supaya timbul lagi cahaya dan aura kesehatan pada diri kita.


*_melakukan amal sholeh dengan menyebar kebaikan, sebarkanlah kebaikan ini_*


Semoga allah memberikan :

- keberkahan

- kesehatan

- kenikmatan

- kemuliaan.



دَعْوٰٮهُمْ فِيْهَا سُبْحٰنَكَ اللّٰهُمَّ وَ تَحِيَّـتُهُمْ فِيْهَا سَلٰمٌ ۚ وَاٰ خِرُ دَعْوٰٮهُمْ اَنِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

da'waahum fiihaa sub-haanakallohumma wa tahiyyatuhum fiihaa salaam, wa aakhiru da'waahum anil-hamdu lillaahi robbil 'aalamiin


"Doa mereka di dalamnya, ialah "Subhanakallahumma" (Maha Suci Engkau, ya Tuhan kami), dan salam penghormatan mereka ialah, "Salam" (salam sejahtera). Dan penutup doa mereka ialah, "Alhamdulillahi Rabbilalamin." (segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam)."

(QS. Yunus 10: Ayat 10)