Selasa, 26 Oktober 2021

Konsep Melayani dalam diri pemimpin



Konsep Melayani dalam diri pemimpin 

oleh | Akhmad Muwafik Saleh


Kegiatan melayani adalah aktifitas utama dalam kepemimpinan Islam. Dalam sejarah, amanah kepemimpinan sejatinya bukanlah kekuasaan melainkan sebagai pelayan yaitu seseorang yang berkhidmah kepada masyarakat yang di pimpinnya. Sebagaimana dikatakan :

سيد القوم خادمهم وساقيهم آخرهم شربا

pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka, dan yang memberikan air kepada suatu kaum adalah yang paling terakhir minum.

Artinya sifat yang harusnya dimiliki oleh penguasa ataupun siapa saja yang mengurusi persoalan ummat adalah jiwa melayani bukan dilayani. Sehingga istilah yang dipakai untuk seorang pemimpin ummat adalah khadimul ummah (pelayan ummah) atau amiirul mukminin (seseorang yang mengurus urusan kaum mukminin). Sebagaimana yang gelar yang disematkan kepada raja Saudi saat ini yaitu khadimul haromain, pelayanan dua tanah haram, yang bertugas melayani ummat manusia yang datang dari berbagai penjuru dunia untuk memenuhi panggilan sebagai "tamu Allah",
atau pula sebagaimana yang disematkan kepada para sahabat Nabi dalam memimpin ummat pada masa itu seperti terhadap sayyidina Umar ra dengan sebutan amiirul mukminin sebab beliau sangat tegas dan disiplin dalam memberikan pelayanan terbaik bagi ummat pada saat itu.

Para pemimpin kaum muslimin saat itu menegaskan gelar pada dirinya sebagai pelayan ummah (khadimul ummah) yang bertugas untuk melayani ummat dan memenuhi kebutuhan mereka (ummat). Sehingga jiwa pelayanan menjadi modal utama yang harus ada dalam diri seorang pemimpin ummat yang apabila jiwa pelayanan ini hilang maka hilang pulalah kemuliaan dirinya sebagai bagian dari pada ummat. Sebagaimana ditegaskan dalam sabda Nabi :

عن أبي مريمَ الأَزدِيِّ رضي اللَّه عنه ، أَنه قَالَ لمعَاوِيةَ رضي اللَّه عنه : سَمِعتُ رسولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم  يقول : من ولاَّهُ اللَّه شَيئاً مِن أُمورِ المُسلِمينَ فَاحَتجَبَ دُونَ حَاجتهِمِ وخَلَّتِهم وفَقرِهم ، احتَجَب اللَّه دُونَ حَاجَتِه وخَلَّتِهِ وفَقرِهِ يومَ القِيامةِ » فَجعَل مُعَاوِيةُ رجُلا على حَوَائجِ الناسِ . رواه أبو داودَ ،

“Barangsiapa diserahi urusan manusia lalu menghindar melayani kamu yang lemah dan mereka yang memerlukan bantuan, maka kelak di hari kiamat, Allah tidak akan mengindahkannya.” (HR. Abu Dawud).

Artinya bahwa para pengelola urusan ummat atau penguasa muslim harus memiliki jiwa pelayanan yaitu sebuah kesediaan untuk mencurahkan segala pikiran, tenaga dan waktu yang dimilikinya untuk memenuhi segala kebutuhan ummat. Sehingga tidaklah pantas bagi pemimpin ummat bersifat adigang adigung adiguna atau berlaku sombong karena kekuasaan dalam perspektif profetik bukanlah untuk gagah-gagahan, berlaku sombong dan minta dilayani, sebab hal itu bukanlah fitrah pemimpin ummat. Mereka yang diberi amanah kepemimpinan harus bersedia "dlosor", merendah dan tawadhu di hadapan ummat. Sebagaimana kisah sayyidina Umar yang dia harus memanggul sendiri harta yang diambilnya dari baitul maal kerajaan saat melihat sendiri penderitaan yang dialami oleh rakyatnya dan tidak bersedia dibantu oleh para pengawalnya dengan argumen bahwa hal ini adalah tanggungjawabnya yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah swt.

Jadi, konsep khadimul ummah (pelayan ummat) adalah kesediaan diri yang harusnya hadir dalam diri para penguasa atau pejabat negara dan seluruh aparatur negara yaitu bertugas sekaligus memiliki tanggungjawab utama untuk melayani masyarakat (public service). Berdasarkan hadits diatas menegaskan bahwa seorang pelayan publik haruslah memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi atas tugas pelayanannya, bertindak cepat dan tepat dalam memenuhi kebutuhan publik (responsiveness, reliable), serta menjauhkan diri dari sikap cuek, kasar, atau bahkan minta dilayani (bentuk sikapnya adalah ingin selalu dihormati dan disiapkan segala kebutuhannya, terlebih saat berkunjung di tengah-tengah masyarakat). Seorang pelayan publik adalah bersedia mendengar setiap keluhan dan kebutuhan publik lalu menjadikannya komitmen dalam standar pelayanan minimal (SPM) yang harus diberikan kepada publik agar semua kebutuhan publik dapat terpenuhi dan menjadikan mereka puas atas layanan yabg diberikan, karena memang hakikat kekuasaan dalam perspektif profetik adalah untuk melayani, bukan minta dilayani.

Penulis KH Akhmad Muwafik Saleh Pengasuh Pesma Tanwirul Afkar dan Dosen FISIP UB

Senin, 25 Oktober 2021

DISAAT BAGINDA RASULULLAH ﷺ LAPAR“



Bismillah

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته...

DISAAT BAGINDA RASULULLAH ﷺ LAPAR“


Pada suatu ketika Rasulullah menjadi imam sholat. Dilihat oleh para sahabat, pergerakan beliau antara satu ruku ke satu ruku yang lain amat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi kemerutuk seolah-olah sendi-sendi pada tubuh beliau yang mulia itu bergeser antara satu sama lain.


 Sahabat Umar yang tidak tahan melihat keadaan beliau itu langsung bertanya setelah selesai sholat


Yaa Rasulallah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, apakah anda sakit yaa Rasulallah?


Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, saya sehat dan segar” jawab beliau


Yaa Rasulallah… mengapa setiap kali baginda menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh baginda?


Kami yakin anda sedang sakit… desak Umar penuh cemas


Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Perut baginda yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil, buat menahan rasa lapar.

 Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali bergeraknya tubuh baginda


Yaa Rasulallah!.....

 Adakah bila baginda menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kami tidak akan mendapatkannya buat baginda?


Lalu beliau menjawab dengan lembut dan senyum, Tidak para sahabatku. saya tahu, apa pun akan kalian korbankan demi Rasulmu.


 Tetapi apakah yang akan saya jawab di hadapan ALLAH nanti, apabila saya sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya?” “Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah ALLAH buatku,

 Agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak


Masya Allah😔😔😔

Shollu Aala Muhammad 


اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه اجمعين


Pemimpin itu Pelayan bagi kaum nya



Pemimpin itu Pelayan bagi kaum nya 

Yahya bin Aktsam berkata, “Pada suatu malam aku menginap di rumah Amirulmukminin al-Makmun. Aku terbangun di tengah malam karena rasa haus yang sangat, maka aku pun bangkit (mencari air). Tiba-tiba Amirulmukminin berkata, “Wahai Yahya, apa gerangan yang terjadi?” Aku menjawab, “Demi Allah, aku sangat haus wahai Amirulmukminin.”

Lalu, Khalifah Makmun bangun seraya membawa seteko air untukku. Aku berkata, “Wahai Amirulmukminin, mengapa tidak kau suruh pembantu atau budak saja?” Beliau menjawab, “Tidak.” Karena bapakku meriwayatkan hadis dari bapaknya dan dari kakeknya dari Uqbah bin ‘Amir ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka.’” (HR Ibnu Asakir, Abu Nu’aim).

Hadis tersebut di atas terdapat juga dalam kitab Al-Mawahib al-Laduniyah karangan al-Qastholani dan Syarah Az-Zarqani, juz 4, hlm 117-118. Kendati hadis ini lemah sanadnya, dikuatkan oleh beberapa hadis lain yang hampir serupa dan juga isinya tidak bertentangan dengan jiwa ajaran Islam yang memerintahkan kita untuk memberikan jasa sebanyak mungkin kepada manusia.

“Amalan yang paling dicintai Allah setelah yang fardu adalah memasukkan kegembiraan di hati Muslim.” (HR at-Thabrani dari Ibnu Abbas).

Ibnu al-Mubarok meriwayatkan dari Abi Syureih bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Di antara amalan yang paling dicintai Allah adalah memasukkan kegembiraan pada hati Muslim, melapangkan kesedihannya, membayar utangnya, atau memberi makan untuk menghilangkan rasa laparnya.” (Syu’abul Iman lil Baihaqi).

Sebaik-baik manusia adalah yang paling berjasa kepada orang lain. Uwais al-Qarni berkata, “Dalam perjalananku pernah melewati seorang pendeta, lalu aku bertanya, ‘Apakah derajat pertama yang harus dilewati seorang murid (pencari jalan tazkiyatunnafs)?’ Dia menjawab, ‘Mengembalikan semua hak orang dan meringankan punggung dari beban karena amalan seorang hamba tidak akan naik saat masih banyak hal-hal yang membebani dan menyusahkan orang lain. Tugas utama penguasa sebagai pelayan rakyat terfokus dalam dua hal, yaitu hirosatuddin dan siyasatuddunya (melindungi agama mereka dan mengatur urusan dunia.’” (Al-Ahkam as-Sulthoniyah, juz I, hlm 3).

Pelayanan bidang pertama berupa menjamin setiap warga negara agar memahami ajaran agamanya masing-masing, mampu mengamalkannya dengan baik, dan melindungi agama mereka dari berbagai bentuk kesesatan. Sedangkan, siyasatuddunya berupa pelayanan terhadap rakyat agar bisa hidup layak sebagai manusia yang bermartabat.

Tuntutan inilah yang mendorong Umar bin Khattab RA sering berkeliling malam hari untuk melihat kondisi rakyatnya. Saat ada yang mengeluh kekurangan pangan, ia menolongnya dan memanggul karung gandum sendiri.

Dalam kesempatan lain Umar pernah berkata, “Seandainya seekor keledai terperosok di Baghdad, niscaya Umar akan ditanya, mengapa tidak kau ratakan jalannya?”

Bila semua penguasa ataupun pemimpin di dunia menjadi pelayan rakyat atau anggotanya sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW, akan tegaklah keadilan dan umat manusia pun berada dalam kesejahteraan.


Sumber : REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh: Prof KH Achmad Satori Ismail

Minggu, 24 Oktober 2021

BAGAIMANA MEMBUAT SUGESTI EFEKTIF

 


BAGAIMANA MEMBUAT SUGESTI EFEKTIF

  1. Pastikan sugesti hanya FOKUS pada satu TUJUAN di setiap sessi hypnosis… hindari menggunakan sugesti untuk menyelesaikan 2 problem yang BERBEDA….
  2. Sugesti sebaiknya SIMPEL dan SINGKAT, klien lebih mudah menerima sugesti yang diberikan jika sugestinya simpel, jelas dan FOKUS….
  3. Repetisi, sebuah sugesti sebaiknya diberikan berulangkali… ini akan membantu klien lebih mudah menerima dan memahami sugesti…pengulangan/repetisi memperkuat sebuah sugesti. Sebaiknya hipnoterapist mengulang-ulang beberapa kali sebuah sugesti dalam bentuk beda, maksudnya… ulangi dengan maksud sama tapi dengan cara yang berbeda… sinonim yang sama dan menggunakan kata yang berbeda…
  4. Sugesti harus dapat dipercaya dan sangat menarik klien, jadi pastikan bahwa setiap sugesti yang diberikan dapat diraih dan dapat dipercaya… mengapa? Karena jika tidak dapat dipercaya maka klien dapat menolak sugesti yang diberikan…
  5. Berika jangka waktu pada setiap sugesti yang diberikan, seandainya anda ingin sugesti yang diberika segera terjadi maka gunakan kalimat seperti : SEKARANG atau dalam JANGKA WAKTU TERTENTU dan sejenisnya… namun jika untuk jangka waktu yang panjang… misalnya dapat disugestikan : SETIAP KALI ANDA MENDENGAR NAMA KAMPUS ANDA, MAKA SEMANGAT BELAJAR ANDA BLA….BLA…BLA….
  6. Gunakan kalimat POSITIF… hindari kata-kata : saya tidak mampu…saya tidak bisa…saya tidak gagal…. karena bawah sadar lebih sulit atau tidak bisa menerima kalimat negatif….
  7. Selalu pertahankan sugesti untuk tetap rileks secara umum… hal ini membantu klien tetap awet berada dalam kenyamanannya…
  8. Gunakan intonasi kata atau isyarat tertentu untuk memberi tekanan sugesti… apalagi jika digunakan untuk mengontrol kebiasaan…
  9. Berikan IMAJINASI yang mudah, jelas dan dapat dipahami klien saat memberikan sugesti… imajinasi adalah proses yang sangat luar biasa…ketika seseorang dapat mengimajinasikan dirinya mencapai goal yang diinginkan… maka itu dapat membuat otaknya bekerja untuk meraih goal tersebut…
  10. Hindari sugesti yang tidak diperlukan… sugesti tidak perlu panjang lebar…bertele-tele… buatlah sugesti se simpel mungkin…

Selamat praktikkan….

 TwitWhatsApp

Kamis, 07 Oktober 2021

Doa Membebani orang tua

 


"DOSA!

Membebani orang tua


Orang tua yang sudah lanjut atau sudah berumur, tenaganya pun berkurang. Waktunya mereka beristirahat dan beribadah khusu tanpa ada gangguan dari siapapun

Kematian itu tak ada yg bisa mengetahui kapan waktunya, sementara anak dan harta penyebab paling besar manusia lalai


Kasih sayang orang tua pada anak dan cucunya sangat besar, pingin slalu bersama dan bercanda. Namun itu tak bisa di salah gunakan. Asuh anakmu, atau bayar orang jika engkau bekerja, bahagiakan neneknya dengan selalu tinggal bersama


Bila orang tuamu tak sempat ibadah karna urusan rumah tanggamu, atau lalai sholat karna itu, tanggunglah dosa besar.

Orang tuamu itupun kewajibanmu menjaganya (apa lagi anak laki laki)


Allah Ta'ala berfirman:


وَقَضٰى رَبُّكَ اَ لَّا تَعْبُدُوْۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا  ۗ  اِمَّا يَـبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَاۤ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَاۤ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

wa qodhoo robbuka allaa ta'buduuu illaaa iyyaahu wa bil-waalidaini ihsaanaa, immaa yablughonna 'indakal-kibaro ahaduhumaaa au kilaahumaa fa laa taqul lahumaaa uffiw wa laa tan-har-humaa wa qul lahumaa qoulang kariimaa


"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik."

(QS. Al-Isra' 17: Ayat 23)


Rasullullah Sallallahu Alaihi Wassalam sangat menyayangi cucunya. Dalam hadits Muslim di jelaskan betapa beliau menyangi Hasan dan Husain. Kadang dikala sholat cucunya naik punggungnya.

Namun pengasuhan dan segala keperluanya sepenuhnya pada anak dan menantunya.


**Wahai Anak, jasa orang tuamu belum mungkin bisa engkau balas, walau di beri emas sebesar segunung.

Bahkan dosa dan khilaf pada orang tua belum bisa terampuni, masa harus ditambah lagi beban yang akan membuat tampat berdosa?


 By: SSC