Minggu, 09 April 2023

Bukan Musibah ataupun Cobaan, Sakit itu Rezeki, Berikut 3 Alasannya

Bukan Musibah ataupun Cobaan, Sakit itu Rezeki, Berikut 3 Alasannya


1. Sakit menggugurkan dosa

Tidak ada manusia yang luput dari dosa dan kesalahan. Setiap hari bisa jadi kita melakukan dosa, disengaja ataupun tidak. Tabungan dosa kita semakin lama semakin menggunung, sementara tabungan amal kita semakin lama semakin menipis karena tidak pernah ditambah. Adakah amalan yang dalam sekejap bisa menggugurkan dosa?


Kata Rasul,


"Tidaklah seorang mukmin tidak tertimpa penderitaan berupa penyakit atau perkara lainnya, kecuali Allah hapuskan dengannya kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana pohon menggugurkan daunnya."(H.R.Bukhari dan Muslim).


" Tidak ada yang menimpa seorang muslim dari kepenatan, sakit yang berkesinambungan, kebimbangan, kesedihan, penderitaan, kesusahan, sampai duri yang menusuk dirinya, kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya. " (H.R. Bukhari)


2. Sakit mengangkat derajat seorang mukmin

Kata Rasul,


"Tidaklah suatu musibah menimpa seorang mukmin kecuali dengannya Allah akan meghapus kesalahannya, menetapkan kebaikan baginya dan akan mengangkat derajatnya." (diriwayatkan oleh Thabrani)


Sebagaimana firman Allah SWT,


" Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan innalillahi wainnailaihi rajiun. Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang yang mendapat petunjuk." (Al Baqarah : 155-157).


Sakit mengantarkan ke surga

Dikisahkan ada seorang wanita yang menghadap pada Baginda Rasul seraya berkata. "Aku terkena penyakit ayan dan terkadang karena serangan penyakit ini sebagian tubuhku tersingkap. Doakanlah aku." Berkata Baginda Rasul, "Jika engkau mau, bersabarlah, dan bagimu surga sebagai balasannya. Atau jika engkau mau maka aku akan berdoa kepada Allah, sehingga Dia menyembuhkanmu." Wanita itu berkata, "Aku akan bersabar.


" Kemudian ia berkata lagi, "Sesungguhnya lantaran penyakit ayan ini sebagian tubuhku biasa tersingkap, maka berdoalah kepada Allah untukkuagar tubuhkutidak tersingkap." Lalu Rasul pun mendoakannya. (H.R.Bukhari) .


Kita semua adalah perindu surga. Dan surga itu dikelilingi oleh sesuatu yang tidak disukai banyak orang. Rasullullah SAW bersabda, "Neraka itu dikelilingi oleh hal-hal yang disenangi dan surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disenangi." (H.R.Bukhari)


Dikisahkan ada seorang wanita yang menghadap pada Baginda Rasul seraya berkata. "Aku terkena penyakit ayan dan terkadang karena serangan penyakit ini sebagian tubuhku tersingkap. Doakanlah aku." Berkata Baginda Rasul, "Jika engkau mau, bersabarlah, dan bagimu surga sebagai balasannya. Atau jika engkau mau maka aku akan berdoa kepada Allah, sehingga Dia menyembuhkanmu." Wanita itu berkata, "Aku akan bersabar.


" Kemudian ia berkata lagi, "Sesungguhnya lantaran penyakit ayan ini sebagian tubuhku biasa tersingkap, maka berdoalah kepada Allah untukkuagar tubuhkutidak tersingkap." Lalu Rasul pun mendoakannya. (H.R.Bukhari) .

Sabtu, 08 April 2023

Mengapa Allah memberi kita ujian?*



 *Mengapa Allah memberi kita ujian?*


Allah memberi kita ujian sebab Allah hendak menggugurkan dosa-dosa hamba-Nya agar ketika menghadap Allah nanti kita dalam keadaan bersih dari dosa. "Tidak ada seorang muslim yang tertimpa cobaan berupa sakit maupun selainnya, melainkan dihapuskan oleh Allah Ta'ala dosa-dosanya, seperti sebatang pohon yang menggugurkan daunnya." (HR. Muslim)


Allah memberi ujian sebab Allah rindukan kita. Terkadang ketika bahagia kita lupa untuk bermunajat pada-Nya. Ketika mendapat kesenangan kita lupa untuk mendekat pada-Nya


Allah rindu suara tangis hamba-Nya ketika tengah mencurahkan isi hatinya. Bersyukurlah kita yang masih diperhatikan Allah melalui berbagai ujian ini, itu tanda Allah mencintai hamba-Nya


Terkadang kita ini tak tahu diri, ingin hidup bahagia tapi tak mau mendekat pada Allah. Tapi ketika sedang susah kita merayu-rayu Allah


Jangan menunggu susah untuk mendekat pada-Nya. Tapi selalulah bersyukur dalam keadaan apapun😊


#kmbtca

#dahsyatnyakeajaibanrejeki

Barang Siapa Bertaqwa



 Hal ini berdasarkan dari firman Allah yang berbunyi :

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya”. [Ath-Thalaq/65 : 3]

Yaitu yang mencukupinya, Ar-Robi’ bin Khutsaim berkata : Dari segala sesuatu yang menyempitkan (menyusahkan) manusia. [Hadits Riwayat Bukhari bab Tawakal 11/311]

Ibnul Qayyim berkata : Allah adalah yang mencukupi orang yang bertawakal kepadanya dan yang menyandarkan kepada-Nya, yaitu Dia yang memberi ketenangan dari ketakutan orang yang takut, Dia adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong dan barangsiapa yang berlindung kepada-Nya dan meminta pertolongan dari-Nya dan bertawakal kepada-Nya, maka Allah akan melindunginya, menjaganya, dan barangsiapa yang takut kepada Allah, maka Allah akan membuatnya nyaman dan tenang dari sesuatu yang ditakuti dan dikhawatirkan, dan Allah akan memberi kepadanya segala macam kebutuhan yang bermanfa’at. [Taisirul Azizil Hamidh hal. 503]


Dan ini adalah ganjaran yang paling besar, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menjadikan diri-Nya sendiri sebagai yang memenuhi segala kebutuhan orang yang bertawakal kepada-Nya, dan sungguh Allah telah banyak menyebutkan kebaikan dan keutamaan yang menjadi ganjaran untuk orang-orang yang bertawakal kepada Allah, antara lain. Firman Allah.


وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا

“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar”. [Ath-Thalaq/65 : 2]


وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا

“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahan dan akan melipat gandakan pahala baginya”. [Ath-Thalaq/65 : 5]


وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا

“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya”. [Ath-Thalaq/65 : 4].


وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata. ” Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : Jika seseorang keluar dari rumah, maka ia akan disertakan oleh dua orang malaikat yang selalu menemaninya. Jika orang itu berkata Bismillah (dengan menyebut nama Allah), kedua malaikat itu berkata : Allah telah memberimu petunjuk, jika orang itu berkata : Tiada daya dan upaya dan kekuatan kecuali kepada Allah, kedua malaikat itu berkata : Engkau telah dilindungi dan dijaga, dan jika orang itu berkata : Aku bertawakal kepada Allah, kedua malaikat itu berkata : Engkau telah mendapatkan kecukupan”.

MELIBATKAN ALLAH DALAM BERBISNIS


MELIBATKAN ALLAH DALAM BERBISNIS

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,


Barangsiapa yang membantu menghilangkan satu kesedihan (kesusahan) dari sebagian banyak kesusahan orang mukmin ketika didunia maka Allah akan menghilangkan satu kesusahan (kesedihan) dari sekian banyak kesusahan dirinya pada hari kiamat kelak.


Dan barangsiapa yang memberikan kemudahan (membantu) kepada orang yang kesusahan, niscaya Allah akan membantu memudahkan urusannya didunia dan di akhirat.


Dan barangsiapa yang menutup aib orang muslim , niscaya Allah akan menutup aibnya dunia dan akhirat.


Sesungguhnya Allah akan selalu menolong seorang hamba selama dia gemar menolong saudaranya. (HR. Muslim)

Ummat Islam memiliki warisan tata cara bisnis yang tak ternilai harganya. 

Ketahuilah bahwa umat Islam sudah memiliki rumusan dan standar usaha yang telah di bimbing oleh Rasul SAW dan dicontohkan oleh para sahabatnya ra, bimbingan yang sederhana, bimbingan yang sangat mendarat dan manusiawi, penuh fitrah, penuh sunnatullah, dan di-support dengan janji Allah. Allah melibatkan diri NYa atas janji Nya.


Berdasarkan hadis shahih di atas, mari kita tinjau agar mendapatkan makna dan rumusan, agar urusan ujian manusia maupun bisnis muslim ini dapat melibatkan dan tertolong oleh bantuan Allah, sebagai berikut :


“Barangsiapa yang membantu menghilangkan satu kesedihan (kesusahan) dari sebagian banyak kesusahan orang mukmin ketika didunia maka Allah akan menghilangkan satu kesusahan (kesedihan) dari sekian banyak kesusahan dirinya pada hari kiamat kelak”


Siapa sih manusia yang tidak mengalami ujian dan cobaan dalam kehidupannya. 

Apalagi dalam menjalankan bisnis, ujian naik turun itu menjadi suatu hal yang berulang terjadinya. Ketahuilah setiap hamba Allah pasti mengalami masalah, mengalami kedukaan maupun kesukacitaan , tidak ada satupun yang terlepas dari seleksi Allah. Ujian dan cobaan kepada hamba Allah tersebut untuk menguji siapa yang lebih baik amalnya.


Justru menurut hadist di atas, dan itu adalah sunnah Allah, dikala kita mengalami kesulitan dan kesusahan dalam menghadapi ujian kehidupan, dan kita berharap sekali untuk diangkat kesulitan oleh Allah, justru salah satu solusinya adalah dengan membantu dan menyelesaikan kesusahan hamba yang lain. konsep ini sangat sulit dipahami dengan ilmu keduniaan, apalagi ilmu matematis. 

tapi inilah hukum Allah, inilah sunnatullah. inilah cara agar Allah terlibat, Mulailah dengan cara ini, niscaya permasalahan perekonomian kita akan tuntas. 

ingat ketika anda sedang mengalami kesulitan dalam bisnis, misalnya jualan anda sepi, restoran anda kurang pengunjung, atau fashion ada semakin turun omzetnya…. itu salah satu ujian dari Allah dalam bisnis anda, ketika anda mencoba melibatkan Allah untuk menyelesaikan masalah-masalh tersebut, yakinlah Allah akan berperan menyelesaikannya… bagaimana caranya?


Ingat… sebuah contoh nyata yang pernah diabadikan dalam kisah sahabat Abdurrahman bin Auf ra. dengan saudaranya Saad bin Rabi ra dari Madinah.


Berkatalah Saad kepada Abdurrahman, Wahai saudaraku, aku adalah penduduk madinah yang kaya raya. Silahkan pilih separuh hartaku dan ambillah, dan aku mempunyai dua isteri, pilihlah salah satu yang menurut anda lebih menarik,dan akan aku ceraikan dia supaya anda bisa memperisterinya.


Jawab Abdurrahman bin Auf, “Semoga Allah memberkati anda, isteri anda dan harta anda. Tunjukkanlah jalan menuju pasar.”

Kemudian abdurrahman menuju pasar, membeli, berdagang dan mendapat untung besar, ketahuilah Allah terlibat! Allah berkahi saling tolong menolong tersebut, saling mendahulukan kepentingan saudaranya.


Pada suatu hari ia mendengar Rasulullah SAW, “Wahai Ibnu Auf, anda termasuk golongan orang kaya, dan anda akan masuk surga secara perlahan lahan. Pinjamkanlah kekayaan itu kepada Allah, pasti Allah mempermudah jalan anda,” semenjak ia mendengar nasehat Rasulullah Saw tersebut, ia mengadakan pinjaman yang baik, maka Allah pun memberi ganjaran padanya dengan berlipatganda.


Ibnu Auf adalah seorang pemimpin yang mengendalikan hartanya, bukan seorang budak yang dikendalikan oleh hartanya. Sebagai buktinya, ia tidak mau celaka dengan menyimpannya. Ia mengumpulkannya dengan santai dan dari jalan yang halal, tetapi ia tidak menikmati sendirian, keluarga, kerabat saudara dan masyarakat pun ikut menikmatinya. Karena begitu luas pemberian serta pertolongannya, orang orang madinah pernah berkata: “seluruh penduduk madinah berserikat (menjalin usaha) dengan Abdurrahman bin Auf pada hartanya. Sepertiga dipinjamkannya kepada mereka, sepertiganya digunakan untuk membayar hutang hutang mereka, dan sepertiga sisanya diberikan dan dibagi bagikan kepada mereka.”


Mereka saling mendahulukan kepentingan saudaranya, Allah bukakan keberkahan, Allah bukakan peluang menguasai ekonomi bagi dirinya, Pasar Madinah yang tadinya dikuasai yahudi berpindah ke tangan muslimin, berawal dari sikap tolong-menolong (ta’awun) sesama muslimin, bermula dari saling memecahkan masalah saudaranya, menjadi penguasa ekonomi saat itu, inilah hukum Allah, inilah sunnatullah.


Inilah cara melibatkan Allah… 

bukan dengan cara bersaing dengan pebisnis non-muslim melalui sistem yang dibuat oleh non-muslim juga, MUSTAHIL akan tampil. Bila ingin ummat ini kembali lagi menuju kejayaannya tidak pernah terjadi dan unggul melalui sistem buatan manusia. Kalau mau tampil harus kembali bersandarkan kepada Sunnatullah dan Sunnah RasulNya.


Demikian…. Semoga bermanfaat..


Salam


Abdus Somad Rahmat Hakim, S.Pd.I

Kisah Laki-laki yang Dilunasi Utangnya berkat Surat al-Ikhlas



Kisah Laki-laki yang Dilunasi Utangnya berkat Surat al-Ikhlas


Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tengah duduk di pinggiran kota Madinah. 

Tiba-tiba melintaslah sebuah iring-iringan yang membawa jenazah seorang laki-laki. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lantas bertanya, “Apakah mayat laki-laki itu meninggalkan utang?”   


Para sahabat menjawab, “Betul, laki-laki ini meninggalkan utang sebanyak empat dirham.” “Shalatkanlah laki-laki itu oleh kalian, karena aku tidak mau menshalati orang yang memiliki utang, lalu meninggal dan belum melunasinya,” tutur Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.   


Tak lama kemudian, turunlah malaikat Jibril dan berkata, “Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah titip salam kepadamu dan berpesan, ‘Aku telah mengutus Jibril dalam rupa manusia dan melunasi utang laki-laki itu.’ 

Maka bangkitlah engkau dan shalatkanlah jenazah itu. 

Sebab, ia telah diampuni Allah dan Dia juga menyampaikan, siapa saja yang menshalati jenazah tersebut, maka dia juga turut diampuni.”  


Penasaran terhadap alasannya, Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam pun bertanya kepada malaikat Jibril, 

“Wahai saudaraku Jibril, dari manakah kemuliaan laki-laki yang meninggal itu?”   

Malaikat menjelaskan, *“Berkat membaca Surat al-Ikhlas setiap hari sebanyak seratus kali*. 

Pasalnya, di dalam surat itu terdapat penjelasan sifat-sifat Allah dan pujian kepada-Nya. 

Dan siapa saja yang membaca Surat al-Ikhlas satu kali seumur hidupnya, maka dia tidak akan keluar dari dunia ini (meninggal), kecuali telah melihat tempatnya di surga. 


Khususnya, siapa saja yang membaca surat ini dalam shalat lima waktu sebanyak beberapa kali, maka pada hari Kiamat akan diberi syafaat, bahkan diberi kesempatan untuk memberikan syafaat kepada kerabatnya yang telah divonis masuk neraka.” 

(Lihat: Syekh Muhammad Abu Bakar, Mawa‘izh al-‘Ushfuriyyah, [Surabaya: Maktabah Muhammad ibn Ahmad Nabhan], hal. 20).