Sabtu, 25 Mei 2024

Sering marah menyebabkan penyakit apa?





 Sering marah menyebabkan penyakit apa?


Marah yang terus-menerus dan tidak terkendali dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik. Saat marah, tubuh melepaskan hormon stres, seperti kortisol, yang dapat meningkatkan tekanan darah, denyut jantung, dan risiko masalah kardiovaskular


Konsultasi hubungi:

www.akhlakulkarimahhipnoterapi.com

Stress berkepanjangan





Stres berkepanjangan dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius, seperti: Gangguan mental, seperti depresi, cemas, dan gangguan kepribadian. Gangguan jantung, seperti detak jantung yang tidak normal, tekanan darah tinggi (hipertensi), dan serangan jantung.


Konsultasi hubungi : 

www.akhlakulkarimahhipnoterapi.com

ADAB BERBICARA DENGAN ORANG LAIN



ADAB BERBICARA DENGAN ORANG LAIN

Jangan di sibukkan dengan HP & Gadget!

Semoga ini menjadi peringatan bagi diri kami pribadi dan kaum muslimin, yaitu benar-benar memperhatikan dan menaruh perhatian apabila ada seseorang sedang berbicara khususnya kepada kita.

Perhatikan contoh adab para salaf berikut yang benar-benar memperhatikan adab ketika sedang berbicara kepada yang diajak bicara. Mereka benar-benar memperhatikan teman bicara sebagai bentuk penghormatan dan tidak disibukkan dengan urusan lainnya.


‘Ataa’ bin Abi Rabah berkata,

إن الرجل ليحدِّثني بالحديث فأنصت له كأني لم أسمعه وقد سمعته قبل أن يولد

“Ada seseorang laki-laki menceritakan kepadaku suatu cerita, maka aku diam untuk benar-benar mendengarnya, seolah-olah aku tidak pernah mendengar cerita itu, padahal sungguh aku pernah mendengar cerita itu sebelum ia dilahirkan.” (Siyar A’laam An-Nubala 5/86)


Di zaman ini manusia dengan HP dan Gadget mungkin sulit dipisahkan, bahkan ada yang benar-benar tidak bisa meninggalkan HP dan gadgetnya ketika berbicara dengan orang lain yang merupakan teman bicaranya. Begitu sibuknya dengan HP dan gadget, ia masih konsentrasi ke HP dan gadget padahal masih dalam tahap berbicara dengan teman bicaranya. Akibatnya ia berbicara tidak serius, tidak konsentrasi dan terkadang tidak nyambung. Hal ini bisa jadi bentuk ketidaksopanan dan tidak menghargai teman bicaranya.

Perhatikan hadits berikut, di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mempunya cincin yang bagus. Membuat beliau sering menatap cincin tersebut dan memalingkan beliau dari perhatian kepada para sahabat ketika berbicara. Akhirnya beliau melempar cincin tersebut karena mengalihkan perhatian dari para sahabatnya ketika berbicara.

Dari ibnu ‘Abbas, beliau berkata,

إنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّخَذَ خَاتَمًا فَلَبِسَهُ قَالَ : شَغَلَنِي هَذَا عَنْكُمْ مُنْذُ الْيَوْمَ إِلَيْهِ نَظْرَةٌ وَإِلَيْكُمْ نَظْرَةٌ ثُمَّ أَلْقَاهُ


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mempunyai sebuah cincin dan memakainya, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Cincin ini telah menyibukkanku dari (memperhatikan) kalian sejak hari ini (aku memakainya), sesaat aku memandangnya dan sesaat aku melihat kalian”. kemudian beliaupun melempar cincin tersebut.”(Shahih An Nasa’i : 5304)

Ini adalah adab dalam memperhatikan orang yang sedang berbicara. Al-Hasan Al-Bashri berkata,

إذا جالست فكن على أن تسمع أحرص منك على أن تقول , و تعلم حسن الاستماع كما تتعلم حسن القول , و لا تقطع على أحد حديثه


“Apabila engkau sedang duduk berbicara dengan orang lain, hendaknya engkau bersemangat mendengar melebihi semangat engkau berbicara. Belajarlah menjadi pendengar yang baik sebagaimana engkau belajar menjadi pembicara yang baik. Janganlah engkau memotong pembicaraan orang lain.” (Al-Muntaqa hal. 72)


Ibnu Abbas menjelasakan tiga sikap yang baik ketika berbicara. Beliau berkata,

لجليسي عليَّ ثلاثٌ : أن أَرميه بطَرفي إذا أقبل و أن أُوِّسعَ له في الَمجلس إذا جلس , و أن أصغي إليه إذا تحدث


“Teman dudukku (teman bicara) mempunyai tiga hak yang menjadi kewajibanku:

[1] Aku arahkan pandanganku padanya jika berbicara

[2] Aku luaskan tempat duduknya jika ia akan duduk (mempersilahkan dan beri tempat yang nyaman, pent)

[3] Aku dengarkan seksama jika ia berbicara.”

(‘Uyuunul Akhbaar 1/307)

Hendaknya kita benar-benar memperhati dan mendengarkan teman bicara jika dengam ngobrol atau berbicara. Jika tidak diperhatikan, tentu kita akan merasa sakit hati dan bahkan menganggap suatu hal yang tidak hormat. Apabila kita ingin diperlakukan baik, hendaknya kita memperlakukan orang lain dengan baik pula.

(ﻻَ ﻳُﺆْﻣِﻦُ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﺤِﺐَّ ِﻷَﺧِﻴْﻪِ ﻣَﺎ ﻳُﺤِﺐُّ ﻟِﻨَﻔْﺴِﻪِ (ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ

“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya segala apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri berupa kebaikan”. (HR Bukhari dan Muslim)


Demikian semoga bermanfaat


TERLALU SENSITIF



 

 Perasaan yang terlalu sensitif, mudah tersinggung, mudah menangis, takut berlebihan, merasa rendah diri, dan kerap tertawa saat sedih bisa wajar muncul sebagai cara seseorang menyikapi hal tertentu dalam hidup yang bertentangan dengan harapannya. Akan tetapi, jika hal ini sampai membuat Anda cenderungmenarik diri dari kehidupan sosial, sulit membedakan mimpi dan kenyataan, bahkan terpikir untuk bunuh diri, jelas hal ini tidak bisa lagi dianggap wajar. Bisa jadi, keluhan Anda muncul terkait suatu gangguan kejiwaan, misalnya gangguan stres pasca trauma, gangguan kepribadian, gangguan depresi, gangguan bipolar, skizofrenia, dan sebagainya.

Konsultasi hubungi:

www.akhlakulkarimahhipnoterapi.com

Rabu, 22 Mei 2024

🤍6 cara Melatih Sabar

Sabar itu bisa dilatih. Jadi kalau selama ini kamu adalah orang yang nggak sabaran dan ingin mengubah dirimu menjadi lebih baik lagi, maka belajarlah untuk menjadi lebih bersabar.

Berikut 6 cara melatih kesabaran agar nggak gampang baperan dan menjadi pribadi yang kuat menghadapi setiap ujian hidup.

1. Jadilah Orang yang Proaktif, Bukan Reaktif

Reaktif berarti merespon segala sesuatu dengan cepat. Misalnya ketika kamu berada di bus dan karena agak sesak maka nggak sengaja ada yang menginjak sepatu barumu dan kamu seketika itu juga merespon dengan marah. Begitu kamu mendengar kata- kata yang menyakiti hati atau tindakan yang kurang menyenangkan, di detik itu juga kamu akan segera merespon.

Berbeda dengan reaktif, proaktif adalah kebalikannya, yang artinya dapat menunda merespon. Misalnya saat kamu melihat sebuah masalah, kamu nggak buru- buru merespon fakta tersebut. Indra yang kamu miliki akan memberi jeda untuk merespon dengan cara berpikir sejenak dan mencari tahu penyebabnya.

2. Bedakan Hal yang Penting dan nggak Penting

Dalam hidup, ada banyak hal yang mengajarkan kita untuk tetap sabar, tapi ada juga yang mengijinkan kita untuk nggak boleh sabar dan justru harus marah dan bereaksi tegas. Misalnya saat ada orang yang menyakiti pasangan kita, padahal pasangan kita nggak melakukan kesalahan apa pun.

Nah disini penting sekali buat kamu bisa membedakan hal yang penting dan nggak penting untuk marah dan baper. Misalnya saat di sosial media ada yang menghina idolamu dengan bahasa kasar, maka kamu nggak perlu bereaksi berlebihan. Sebaliknya, kamu hanya perlu bersabar dan mengingatkan orang tersebut untuk menggunakan bahasa yang lebih sopan.

3. Belajar dari Mereka yang Selalu Sabar

Belajar dari mereka yang selalu sabar ini ampuh banget lho. Kenapa? Karena kita selalu punya kecenderungan untuk mencontek orang lain, termasuk soal perilaku. Carilah seseorang yang hidupnya dapat menjadi panutanmu dalam hal bersabar.

4. Saat Emosimu Mulai Naik, Tarik Nafas Dalam- Dalam dan Hembuskan

Belajar menahan amarah memang nggak mudah. Saat kamu sudah berusaha sabar dan masih belum maksimal, cobalah untuk diam sejenak, tarik nafas dalam-dalam lalu hembuskan. Ulangi lagi beberapa kali sampai kamu merasa lebih tenang.

5. Menjadi Religius itu Menenangkan

Faktanya, agama adalah salah satu sarana ampuh untuk membuat kita menjadi manusia yang lebih sabar lagi. Jika selama ini kamu merasa sangat jauh dari Tuhan, maka cobalah untuk meningkatkan kesadaran diri terhadap sang Pencipta. Dengan lebih mendekat, kamu akan merasa lebih tenang dalam bertindak, sikap nggak sabaranmu akan berkurang dengan sendirinya.

6. Sabar Memang Ada Batasnya, Tapi Kamu Pasti Bisa Lebih Bersabar Lagi

Kamu pasti nggak asing dengan istilah itu. Memang nggak salah sih, justru betul banget. Sabar memang ada batasnya dan ujiannya juga nggak main-main. Meskipun untuk menjadi benar- benar sabar perlu latihan dan kerja keras yang nggak cepet, kamu pasti bisa melakukannya. Setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadi manusia yang lebih baik. Selama kita ingin berubah, selalu ada jalan untuk memperbaiki diri.