Senin, 07 Juni 2021

Menyampaikan Kritik Dengan Cara Bijak

 





= KRITIK ITU KRIPIK


Maha suci Allah yang telah menganugerahi setiap orang dengan hawa nafsu dan akal, jalan hidup yang berbeda-beda tidak lantas membuat kita lupa diri, bekali masing-masing hidup orang dengan potensi beraneka rupa. Apakah yang terlintas dalam benak kita ketika mendengar : ”Saya ingin mengkritik anda!”

Akan berbeda ketika ada orang menawarkan, *”kamu mau kripik?”* Spontanitas aura wajah kita cerah, gembira, membayangkan renyahnya kripik tersebut. Kita senang karena kripik dirasa bermanfaat buat kita.

Setidaknya sebagai camilan ringan yang mengasyikkan, atau sebagai teman makan nasi yang memuaskan, padahal kripiknya sendiri belum ada di depan kita. Jadi sekalipun baru mendengar kabar, raut muka kita jadi lebih baik, perasaan senang, dan kripiknya belum datang nikmatnya sudah terbayang.

Pertanyaannya bukan apakah bedanya antara kritik dengan kripik? Namun, mengapa sikap kita berbeda terhadap dua hal tersebut? Mengapa kita suka ketika diberi kripik, namun enggan menerima kritik? Mengapa kripik sering dicari, akan tetapi kita selalu berusaha menghindari kritik?

Kritik itu cermin , kritik itu anggaplah kripik , jadi saat anda di kritik . Ucapkan Alhamdulillah ., bahkan katakan :  saya minta anda mengkritik saya.. atau Mana kritikan mu untuk saya ? Kritik sama dengan teguran.. 

Sebuah teguran akan membawamu pada sebuah perubahan, dan itu tergantung dari pribadi masing masing .


Ada yang menerima teguran dan merubah hidupnya menjadi lebih baik, orang- orang tersebut akan berhasil dalam menguasai hidup.


Ada orang sombong yang menganggap dirinya selalu baik dan tidak pantas untuk ditegur , orang-orang inilah yang akan kalah dengan kerasnya kehidupan.


Belajarlah menjadi bijak dari setiap teguran yang datang kepada kita.

sebab respon kita lewat setiap teguran, yang menentukan kita akan MAJU, Diam ditempat atau bahkan kita MUNDUR sangat jauh dari posisi kita 


Jadi sebenarnya, persepsi kitalah yang harus dibenahi. Bila kata-kata kritik menjadi bagian keseharian yang bisa dinikmati, kita tidak perlu takut, agar kritik menjadi suatu hal yang bermutu, jelas perlu ilmu. Butuh seni ter-sendiri hinggga ia menjelma menjadi sesuatu yang berarti.


Teknik Menerima Kritikan:

1.Rindu kritik dan Nasehat

Kita harus memposisikan diri menjadi orang yang rindu dikoreksi, di nasehati, seperti rindunya kita bercermin agar selalu rapi. Kita harus belajar senang mencari kritik dan koreksi dari orang lain.

Kita senang bercermin, sebab bercermin membuat kita tahu rambut bagian mana yang tidak rapih, pipi sebelah mana yang bedaknya terlalu tebal, atau mungkin mata sebelah mana yang masih dihuni mahluk kecil apapun namanya? Karena setelah bercermin, kita bisa benahi rambut yang kusut jadi lebih rapih, dan penampilan yang semrawut berubah jadi baik.

Begitulah semestinya, sikap hati kita terhadap kritik. Akan jadi lebih baik bila persepsi ini senantiasa dihujamkan dalam hati bahwa: Kritik itu penting, Kritik kunci kesuksesan dan kemajuan, Kritik, pembuka prestasi dan pengangkat derajat, Kritik adalah jalan untuk menjadi lebih baik

2.Cari dan Tanya

Pertanyaan yang kita sampaikan kepada teman adalah jangan bertanya,”bagus tidak ?”, Sukseskah saya ?”. Tapi baliklah bertanya,”Apa yang kurang yang harus saya perbaiki?”, “Apa yang mesti saya sempurnakan?” Kesalahan mana yang perlu dikoreksi ? “Apa yang kurang ya ? Belajar bertanya pada orang lain dan nikmati saran-saran yang mereka lontarkan. Miliki teman-teman yang mau jujur mengoreksi kita.

Bertanyalah kepada istri, suami, anak, atau karyawan, karena sikap ini tidak akan mengurangi kemuliaan !

3. Nikmati Kritik

Persiapkan diri untuk menerima kenyatan bahwa koreksi itu tidak selalu sesuai keinginan dengan kita. Ada kalanya isinya benar, caranya salah. Kita harus bersyukur dan bersabar. Ada masanya isinya benar caranya benar. Menyikapi ini kita sangat bersyukur karena nikmat sekali menerima koreksi seperti ini.

Kadang pula terjadi isinya salah, meski caranya benar, kita harus tetap berterima kasih dan memaafkan. Dan yang tidak mustahil adalah isinya salah dan caranya pun, salah ! Maka sikap terbaik adalah memaafkan dan menghadapinya dengan kesabaran

4. Syukuri

Jangan melempar komentar apapun kecuali ucapan terima kasih terhadap orang yang memberi kritik. Tak lupa sertakan namanya dalam do’a kita, semoga Allah membalas kebaikannya yang telah meluangkan waktu untuk membantu memperbaiki diri kita.

5. Evaluasi Diri

Jujur lah pada diri sendiri tentang kritik dan koreksi yang datang. Renungi dalam hati mungkin ini adalah jawaban atas do’a kita untuk minta selalu ditunjuki jalan yang lurus.

6. Perbaiki Diri

Buatlah program perbaikan dengan sungguh-sungguh. Jadikanlah program perbaikan diri sebagai rasa syukur atas kritik yang datang

7. Balas Budi.

Jangan lupa memberikan tanda terima kasih. Bisa barang berharga, makanan kesukaannya, sepucuk surat, atau minimal informasi kepada yang mengkritik bahwa kita berterima kasih atas kebaikannya.

Seni mengkritik:

Dasar yang penting sebelum kita mengkritik adalah kita menginginkan perubahan menuju keadaan kehidupan yang lebih baik bagi orang yang dikritik . Maka ada hal-hal yang sebaiknya diperhatikan yaitu:

1. Niat Harus Ikhlas

Niatkanlah bahwa koreksi yang disampaikan adalah tulus untuk membantunya tahu akan kesalahannya, mendukungnya agar ia termotifasi untuk memperbaiki dirinya. Jangan merasa lebih tinggi, lebih hebat, karena kesombongan kita mengakibatkan mutu kalimat/kata menjadi rendah. Menggurui atau merendahkan tentunya tidak diharapkan oleh siapapun.

2. Perhatikan situasi dan kondisi

Orang yang sedang senang dengan yang berduka tentu berbeda kepekaannya.Orang yang sehat dengan yang sakit juga berbeda daya terima dalam menghadapi kritik. Maka sebaik-baik situasi adalah keadaan yang tenang, sehat, kondisi hati kedua pihak sedang lapang, dan dilakukan saat situasi yang akrab dan bersahabat.

3. Perhatikan Cara

Pertama jangan emosional, jangan memperturutkan hawa nafsu dan kemarahan. Sebab dengan marah akan menjadi tidak jelas apa yang disampaikan. Dan berisiko terhadap kesalah pahaman.

Tidak kalah penting, kita harus membantu oang tersebut untuk menemukan solusi terbaik, langkah yang harus dilakukan untuk memperbaiki kondisinya. Gambarkan keuntungan jikalau ia memperbaiki diri. Ini agar ia termotifasi untuk melakukan perubahan, melepaskan sifat-sifat buruknya dan maju untuk meningkatkan prestasinya.

Hasilnya, orang yang dikritik tidak merasa sedang dipojokkan. Ia seakan masuk dalam ruang informasi yang jelas, tidak ragu dan bersyukur karena ia mendapat apa yang dia dibutuhkan.

Pada Prinsipnya orang ingin menjadi lebih baik.Sehingga kita harus meyakinkan bahwa koreksi ini adalah untuk kebaikan dirinya. Sehingga akhirnya orang tersebut justru merasa sangat beruntung menerima kritikan.

4. Pantangan

Pantangan dalam mengkritik adalah jangan sekali-kali mengkritik didepan orang banyak. Karena hal itu dapat diartikan sebagai upaya mempermalukan dirinya. Sehingga selama mendengar kritik kita yang bersangkutan lebih sibuk manahan rasa malu, repot menghadapi perasaan tertekan, lebih sakit hati mendendam koreksi yang disampaikan tidak menjadi efektif.

5. Siap Untuk Ditolak

Kita harus siap bahwa koreksi kita belum tentu diterima. Bisa jadi karena caranya kurang bagus, atau karena dia punya persepsi yang berbeda terhadap apa yang kita anggap layak dikoreksi.

6. Jangan Merasa Berjasa.

Ujian bagi kita, ketika orang yang kita koreksi ternyata mau mengubah dirinya sesuai yang kita anjurkan dan berhasil! Andai kita merasa itu karena jasa kita, hasil kebaikan kita, maka yang demikian sebenarnya yang lebih layak menerima koreksi adalah diri kita sendiri!

Jangan sampai kesuksesan orang membuat kita lupa diri. Setidaknya taburan doa-doa yang kita panjatkan setiap hari mampu menintrospeksi diri sendiri dan orang lain.

Sumber pustaka buku saku  : Seni Mengkritik dan Menerima Kritik ala Aa Gym

www.akhlakulkarimahhipnoterapi.com

www.abdulahhubai.com


Wallahu ‘Alam Bishowaf



Jin Ifrit Bisa Bertindak Jahat Kepada Manusia



JIN MEMBUNUH MANUSIA...

pakah jin bisa membunuh manusia?


Terdapat riwayat, bahwa sahabat Sa’d bin Ubadah radhiyallahu ‘anhu meninggal karena dipanah oleh jin. Namun riwayat ini diperselisihkan kebenarannya. Ibnu Abdil Bar menceritakan kisah kematian sahabat Sa’d bin Ubadah,


ولم يختلفوا أنه وجد ميتا في مغتسله وقد اخضر جسده


Para ahli sejarah bersepakat bahwa beliau ditemukan telah meninggal di tempat mandinya, dan jasadnya telah menghijau.


Kemudian, Ibnu Abdil Bar mengatakan,

ولم يشعروا بموته حتى سمعوا قائلا يقول؛ ولا يرون أحدا

قتلنا سيد الخزرج سعد بن عبادة * رميناه بسهم فلم يخطئ فؤاده


Mereka tidak ada yang tahu tentang kematian Sa’d bin Ubadah, hingga mereka mendengar ada sosok tanpa jasad yang mengucapkan bait syair:

”Kami telah membunuh pemuka Khazraj, Sa’d bin Ubadah

Kami lempar dia dengan tombak, dan tidak meleset dari jantungnya.”

(al-Isti’ab fi Ma’rifah al-As-hab, hlm. 180).

Hanya saja, beberapa ulama ahli hadis menilai kisah ini statusnya. Diantaranya, Syaikhul Islam dalam Minhajus Sunah (8/581), dan Imam al-Albani. Alasan bahwa kisah ini lemah,

[1]. Secara sanad, keterangan ini lemah. Ketika menyebutkan keterangan Ibnu Abdil Bar, Imam al-Albani mengatakan,


ولكني لم أجد له إسناداً صحيحاً على طريقة المحدثين ؛ فقد أخرجه ابن عساكر عن ابن سيرين مرسلاً ، ورجاله ثقات


“Namun aku tidak menjumpai sanad yang shahih sesuai dengan metode para ahli hadis. Disebutkan oleh Ibnu Asakir dari Ibnu Sirin secara Mursal, dan Rijalnya tsiqah. (Irwa’ al-Ghalil, 1/95)


[2]. Andai info itu benar, dalam arti, suara itu benar-benar ada dan didengar oleh orang yang disekita Sa’d bin Ubadah, ini belum cukup untuk dijadikan dasar bahwa beliau meninggal karena dibunuh jin. Karena bisa saja, jin berdusta kemudian dia ngaku-ngaku telah membunuh Sa’d radhiyallahu ‘anhu. dan info dari jin tidak bisa diterima 100% kebenarannya.


Jin Bisa Bertindak Jahat Kepada Manusia

Terdapat beberapa riwayat shahih yang menunjukkan bahwa jin bisa bertindak jahat kepada manusia. Diantaranya, hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan,


إِنَّ عِفْرِيتًا مِنَ الجِنِّ تَفَلَّتَ البَارِحَةَ لِيَقْطَعَ عَلَيَّ صَلاَتِي، فَأَمْكَنَنِي اللَّهُ مِنْهُ فَأَخَذْتُهُ، فَأَرَدْتُ أَنْ أَرْبُطَهُ عَلَى سَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِي المَسْجِدِ حَتَّى تَنْظُرُوا إِلَيْهِ كُلُّكُمْ، فَذَكَرْتُ دَعْوَةَ أَخِي سُلَيْمَانَ رَبِّ هَبْ لِي مُلْكًا لاَ يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي فَرَدَدْتُهُ خَاسِئًا


Sesungguhnya jin Ifrit tiba-tiba menggangguku untuk memutus shalatku tadi malam. Kemudian Allah memberi kemampuan kepadaku untuk mengalahkannya, lalu akupun memegangnya. Kemudian aku ingin mengikatnya di salah satu tiang masjid, sehingga kalian semua bisa melihatnya. Namun aku teringat doa saudaraku Nabi Sulaiman: Wahai Rabku, anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku. Kemudian akupun melepaskannya sementara dia dalam kondisi terhina. (HR. Bukhari 3423).


Dalam riwayat lain, jin Ifrir ini membawa obor api, untuk menyakiti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.


Hadis ini menunjukkan bisa saja jin mengganggu manusia secara fisik, sehingga bisa dipegang oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau shalat.


Kemudian, ketika jin berubah wujud menjadi benda lain yang bisa terlihat manusia, jin memungkinkan untuk menyakiti atau bahkan membunuh manusia.


Abu Said al-Khudri menceritakan,


Bahwa dulu ada seorang pemuda yang baru menikah. Ketika peristiwa Khandaq, siang hari, dia meminta izin Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk pulang. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengizinkannya dan berpesan agar dia membawa senjata, karena khawatir akan dibunuh orang Yahudi Quraidzah.


Ketika sampai di rumah, dia melihat istrinya berdiri di pintu. Pemuda inipun cemburu, hingga hendak memukul istrinya.


Istrinya segera mengatakan, ’Tahan dulu, masuklah ke dalam rumah, dan lihat apa yang menyebabkan aku keluar.’


Diapun masuk, ternyata di dalam rumah terdapat ular basar yang melingkar di atas kasur.


Hingga terjadilah perkelahian antara pemuda dan ular, dan keduanya mati. Tidak diketahui, siapa yang lebih dulu mati, ular ataukah pemuda.


Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,


إِنَّ بِالْمَدِينَةِ جِنًّا قَدْ أَسْلَمُوا فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهُمْ شَيْئًا فَآذِنُوهُ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فَإِنْ بَدَا لَكُمْ بَعْدَ ذَلِكَ فَاقْتُلُوهُ فَإِنَّمَا هُوَ شَيْطَانٌ


“Sesungguhnya di Madinah ini ada segolongan jin yang telah masuk Islam. Jika kalian melihat satu dari mereka, maka mintalah kepada mereka untuk keluar (dalam jangka waktu) tiga hari. Jika ia tetap menampakkan diri kepada kalian setelah itu, maka bunuhlah ia, karena sesungguhnya dia itu setan”. (HR. Muslim 2236)


Selalu Tawakkal dan Jangan Takut

Allah menegaskan dalam al-Quran bahwa tipu daya setan, sangatlah lemah.


فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا


”Perangilah para pasukan setan, sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.” (QS. An-Nisa: 76)


Karena itu, selama seseorang berusaha menjaga imannya, dan bersandar kepada Allah, setan tidak akan memiliki kesempatan untuk bisa mengganggu manusia.


فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ( ) إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ


Apabila kamu membaca al-Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. ( ) Sesungguhnya setan itu tidak memiliki kekuasaan untuk mengganggu orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.(QS. An-Nahl: 98 – 99) .


Karena itu, orang mukmin tidak perlu takut dengan jin, sebagaimana yang sering digambarkan di televisi. Jin sama sekali tidak memiliki kemampuan mencelakakan manusia selama dia menjaga imannya dan bertawakkal kepada Allah.


Sementara ketika ada orang yang dicelakakan oleh jin, itu bukan karena jin memiliki kekuatan yang hebat, namun karena orang ini membuka peluang bagi setan untuk mengendalikan dirinya. Sehingga jadilah dia budak setan, seperti yang terjadi pada dukun dan peramal.


Allah berfirman menceritakan keadaan orang munafik,


اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُولَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ


Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka Itulah golongan setan. ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi. (QS. Mujadilah: 19).


Kata As-Sudi – ahli tafsir zaman tabiin – (w. 127 H) menjelaskan ayat ini,


وهذا أيضًا تودد منهم إليهم، فإنهم كانوا يصانعون هؤلاء وهؤلاء؛ ليحظوا عندهم ويأمنوا كيدهم، وما ذاك إلا لضعف إيمانهم، وقلة إيقانهم


Ini karena mereka saling mencintai, karena satu sama lain melakukan hubungan saling menguntungkan, untuk saling mengambil manfaat dan menghindari tipu daya lawannya. Itu terjadi karena lemahnya iman mereka dan tipisnya keyakinan mereka. (Ibnu Katsir, 2/436)


Ternyata Jin Lebih Takut kepada Manusia


Imam Mujahid – ulama besar, ahli tafsir tabiin, muridnya Ibnu Abbas – (w. 104 H), beliau menceritakan,


بينا انا ذات ليلة أصلي إذ قام مثل الغلام بين يدي قال فشددت عليه لآخذه فقام فوثب فوقع خلف الحائط حتى سمعت وقعته فما عاد إلي بعد ذلك


“Suatu malam ketika saya sedang melaksanakan shalat, tiba-tiba muncul makhluk sebesar anak laki-laki di hadapan saya. Lalu saya desak dia untuk menangkapnya. Tiba-tiba dia bangun dan lompat ke belakang dinding sehingga saya mendengar jatuhnya. Setelah itu, dia tidak penah datang lagi.” (Riwayat Ibnu Abi Dunya).


Dalam riwayat lain, Imam Mujahid menegaskan,


الشيطان أشد فرقا من أحدكم منه فإن تعرض لكم فلا تفرقوا منه فيركبكم ولكن شدوا عليه فإنه يذهب


“Setan itu sebenarnya sangat takut terhadap kalian (manusia), melebihi ketakutan kalian kepadanya. Oleh karena itu, setan menampakkan diri kepada kalian, janganlah kalian lari ketakutan. Karena jika kalian takut, ia akan menunggangi kalian (mengganggu), akan tetapi bersikaplah keras kepadanya, pasti dia akan pergi”. (Riwayat Ibn Abi Dunya)


Semoga Allah melindungi kita dari tipuan setan.



Hati adalah Raja, Tempat Kita Mengenal Tuhan



HAKIKAT HATI


"Aku jadikan pada tubuh anak Adam (manusia) itu qasrun (istana), di situ ada sadrun (dada), di dalam dada itu ada qalbu (tempat bolak balik ingatan), di dalamnya ada lagi fu'ad (jujur ingatannya), di dalamnya pula ada syagaf (kerinduan), di dalamnya lagi ada lubbun (merasa terlalu rindu), dan di dalam lubbun ada sirrun (rahasia), sedangkan di dalam sirrun ada "Aku". (Hadis Qudsi)


1. Pintu hati yang pertama adalah shodr (dada), merupakan hati terluar atau perbatasan antara hati dan dunia, tempat bertemunya hati dan diri rendah (hawa nafsu), dada sebagai wilayah pertempuran utama antara kekuatan negatif dan positif dalam diri; jika kekuatan positif lebih kuat maka dada dipenuhi cahaya dan berada di bawah pengaruh jiwa ke-Tuhan-an.


Dinamakan  shodr  karena dia adalah tempat terbitnya “nurul Islam” (cahaya Islam). Seperti firman Allah:


“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (az-Zumar: 22).


2. Pintu hati kedua adalah qolb (hati), disebut qolb karena sering berbolak-balik, maka jangan heran jika manusia sering plin-plan hati dan pikirannya. Hati yang seperti ini harus dikalahkan dan dibersihkan. Sehingga muncullah Cahaya Iman. Firman Allah:

“Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka.” [Qs. Al-Mujadillah: 22]


3. Pintu hati yang ketiga disebut fuad. Pusat kesadaran menyadari kehadiran Tuhan yakni tempat batin sanubari, disebabkan karena ia tempat terbitnya cahaya “ma’rifat”. Firman Allah:


“Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.” (Qs. an-Najm: 11).


4. Pintu hati yang keempat adalah syagof. karena tempat terbitnya cahaya “mahabbah” (cinta). Rasa cinta kepada Allah, maka menjadikan dirinya lebur ke dalam Allah. Firman Allah:ا


“Sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu sangat mendalam. ” (Yusuf: 30).


5. Pintu hati yang kelima adalah lubb, sebab dia tempat terbitnya “tauhid” atau cahaya fana’ (meleburkan diri) kepada Allah. Firman Allah:


“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (az-Zumar: 21).


6. Pintu hati yang ke enam adalah sirr. Yaitu “rahasia”, atau cahaya baqo’ dengan Allah. Sirr berisi rahasia-rahasia Tuhan dan terhubung langsung dengan-Nya. Sirr adalah inti dari segala inti yang mengandung rahasia dari segala rahasia. Firman Allah:

“Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi. ” (Qs. Thoha: 7).


7. Pintu hati yang ketujuh adalah Aku, yaitu tempat tajalli Aku, tempat  rahasia-Ku, tempat mengenal Aku. “Aku meniupkan kepadanya ruh-Ku”, “Aku yang tak cukup ditampung oleh langit dan bumi, melainkan tertampung di dalam hati seorang beriman yang tulus”. Firman Allah:


“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah.” (Qs. Thoha: 14).


Itulah hakekat manusia, semua rahasia Allah ditanamkan di dalam diri manusia, maka jika kita ingin mengenal Allah kajilah diri kita sendiri. Firman Allah dalam Hadis Qudsi:


“Manusia itu rahasia-Ku dan Aku pun rahasianya.”

“Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya, dan barangsiapa yang mengenal Tuhannya maka binasalah (fana) dirinya.”


"A" "i" "U"HUU AK

       ☝

HIDUP SELALU BERSYUKUR



*HIDUP INI MUDAH, KITA SAJA YANG MEMPERSULIT.*


Dengan Focus dan Niat yang kuat untuk  hidup nyaman, sehat,  tinggal di rumah yang layak, memiliki kendaraan layak untuk kesana kemari, bisa berkumpul kapan saja dengan keluarga, bisa melakukan apa saja dan kapan saja. Untuk mendapatkan kehidupan seperti itu apa yang Anda butuhkan ? . . . .  


UANG !!. Uang tidak segala nya , namun untuk melakukan sesuatu butuh Uang .  Semakin banyak uang yang kita miliki, kehidupan terasa semakin mudah. Namun bagaimana cara nya bukan anda yang mengejar uang, tapi uang yang mengejar Anda ??


Sebagian besar orang mengejar uang, bahkan tidak sedikit menjadikan uang sebagai BERHALA  ? Mereka menjadikan  uang  sebagai tujuan .  Sebenar nya  Yang diinginkan  uang adalah KEMANFAATAN nya  . Maka jemputlah uang itu dengan Amal  ? . . . . Bekerja karena Allah   !!. Untuk menghidupi keluarga, untuk membantu Anak Yatim Duafah fakir miskin , membahagiakan Orang Tua , dll .

Semakin luas niat amal kita , maka uang yang mengejar kita, bukak kita yang mengejar uang.  

Saya dulu bekerja untuk mencari uang , bahkan bekerja KERAS untuk mendapatkan uang.. dan ini sudah menjadi Master Plan di pikiran bawah sadar saya..

Dengan Terapi Pikiran untuk menjadi berkemakmuran

Maka mindset pikiran saya rubah bahwa dengan yakin bahwa   : 


''Maka Aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha-Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepadamu hujan lebat, dan membanyakkan harta, anak-anak, dan mengadakan untukmu kebun-kebun, serta mengadakan untukmu sungai-sungai.'' (QS Nuh : 10-12)


Bagaimana ??? 

Mari Up date pikiran anda 

Hubungi www.akhlakulkarimahhipnoterapi.com



Barangsiapa Menabur , dia menuai



Mind Management 

Hukum Menabur dan Menuai

Apapun yang di tabur seseorang, itu juga yang akan di tuai nya.

Hukum ini mengatakan bahwa apapun yang anda tanam , akan anda petik. Apapun yang anda tua hari ini adalah hasil dari apa yang anda tabur pada masa yang lampau


QS. AL Zalzalah 99: 7-8:

_*Barang siapa mengerjakan kebajikan walaupun seberat zarrah, niscaya dia akan melihat balasan nya , dan barangsiapa mengerjakan keburukan walau sebesar Zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya pula*_


Pikirkan dan rasakan yg positif saja

Lakukan tindakan yang positif saja

Lakukan kebiasaan kebiasaan yang positif saja

Maka Terciptalah Karakter *AkhlakulKarimah*

Amanah

Kompeten

Harmonis

Loyal

Adaptip

Kolaburatif


_*Pikiran dan Perasaan menciptakan  hidup anda*_


klik :

www.abdulahhubai.com

www.akhlakulkarimahhipnoterapi.com


Salam *Terapi 3S*

Tetap Focus 

Rasakan kehadiran Allah

Pasti Indah

Santai Santai Santai bersama Allah