Rabu, 30 Agustus 2023

Nasihat anak kecil kepada imam Hanafi

 


Renungan 

*Self-Reminder* 


 Suatu hari Imam Hanafi bertemu seorang anak kecil miskin sedang berjalan memakai sepatu yang terbuat dari kayu.

”Hati-hati, Nak, dengan sepatu kayumu itu. Jangan sampai engkau tergelincir,” kata imam Hanafi menasehati.


Sang bocah pun tersenyum, sembari mengucapkan terima kasih. Kemudian anak itu berratanya.

“Tuan, bolehkah saya tahu namamu?”


”Nu’man,” jawab sang imam.


”Jadi, Tuan lah yang selama ini terkenal dengan gelar *al-imam al-a‘dham* (imam agung) itu?” Jawab sang bocah menimpali.


”Nak, bukan aku yang menyematkan gelar itu, melainkan masyarakatlah yang *berprasangka baik* dan menyematkan gelar itu kepadaku,” jawab Imam Hanafi.


“Wahai sang Imam, hati-hati dengan gelarmu itu. Jangan sampai Tuan tergelincir ke neraka gara-gara dia. Sepatu kayuku ini mungkin hanya menggelincirkanku di dunia. 

Tapi gelarmu itu dapat menjerumuskanmu ke kubangan api yang kekal jika *kesombongan dan keangkuhan menyertainya*,” kata anak kecil yang memakai sepatu kayu tersebut.


Mendengar kalimat dari anak kecil tersebut, Imam hanafi pun menangis. Beliau merasa bersyukur masih ada yang mengingatkannya. Bahkan tidak disangka-sangka peringatan itu datang dari lidah anak kecil yang masih polos.


Ada tiga hikmah dari cerita di atas, 

pertama, meski seorang imam besar yang memiliki ilmu tinggi, namun ketika peringatan itu datang dari seorang anak kecil, imam Hanafi menerimanya dengan menangis memohon ampun dan bersyukur kepada Allah, karena telah diperingatkan melalui lidah si anak itu. Lantas, beliau pun tidak memarahi si anak tersebut dan juga tidak merasa gengsi. Beliau tetap rendah hati.  Justru beliau tersungkur menangis karena apa yang dikatakan anak kecil itu benar adanya.


Hikmah kedua adalah terkait gelar yang disandangnya. Semua itu akan dipertanggungjawabkan kelak kepada yang maha kuasa. Ketika seseorang yang diberikan gelar oleh masyarakat sebagai ustad, guru ngaji, dan apapun itu, pada hakekatnya akan ada banyak godaan syaitan yang bisa menjerumuskan atau menggelincirkan itu ke dalam neraka. Godaan tersebut bisa berbentuk halus tidak terlihat misal *rasa sombong, ujub, merasa paling habat dan lain sebagainya.*


Hikmah terakhir adalah tidak hanya berkaitan dengan gelar. Orang-orang yang diberi rezeki oleh Allah, SWT seperti pangkat, jabatan dan kedudukan juga bisa menggelincirkan manusia ke lembah hitam. 

Fenomena demikian telah banyak terjadi di sekeliling kita. Semakin tinggi suatu pohon, maka akan semakin kencang angin yang menerpanya sehingga ini bisa menggoyahkan bahkan merobohkan pohon tersebut


Semoga meng inspirasi 


www.abdulahhubai.com 


www.akhlakulkarimahhipnoterapi.com

Selasa, 29 Agustus 2023

Seorang Pelacur dapat ganjaran Masuk Surga, kok bisa ??



Kisah Hikmah 


Menurut keterangan hadits, kisah perbuatan wanita yang  diampuni dan diberi ganjaran surga. 

Kisah ini diceritakan oleh Rasulullah SAW dengan redaksi berikut:


أَنَّ امْرَأَةً بَغِيًّا رَأَتْ كَلْبًا فِى يَوْمٍ حَارٍّ يُطِيفُ بِبِئْرٍ قَدْ أَدْلَعَ لِسَانَهُ مِنَ الْعَطَشِ فَنَزَعَتْ لَهُ بِمُوقِهَا فَغُفِرَ لَهَا


Artinya: 

Ketika seekor anjing berputar atau mengitari pada sumur, di mana dia hampir mati oleh kehausan, tiba-tiba *salah seorang pelacur* Bani Israil melihatnya. 

Pelacur itu melepas sepatu kulitnya dan memberi minum (dengan wadah sepatu) kepadanya. 

Maka perempuan itu *diampuni* sebab demikian. (HR Bukhari).


Imam Bukhari dalam sebuah riwayat berpendapat, kisah tersebut sebagai bentuk ungkapan terima kasih dari Allah SWT kepada sang wanita. "Kemudian, (Allah SWT) memberikan pengampunan padanya, dan memasukkannya ke *dalam surga*,"


Semoga Meng ispirasi 


Demikian ada nya  demikian nyata nya


Sabtu, 26 Agustus 2023

APAKAH BISA MEMBERI KETENTRAMAN KEGEMBIRAAN KEBAHAGIAAN KESEHATAN



AGAMA 

APAKAH BISA MEMBERI KETENTRAMAN KEGEMBIRAAN KEBAHAGIAAN KESEHATAN

Kata "agama" berasal dari bahasa Latin "religio" yang berarti kewajiban beribadah atau penghormatan terhadap hal-hal suci. Istilah ini kemudian berkembang dan diadopsi oleh berbagai bahasa dan budaya dengan arti yang bervariasi tergantung pada konteksnya.

Kata "agama" berasal dari bahasa Latin "religio" yang berarti "hubungan yang kuat antara manusia dan kekuatan ilahi." Istilah ini kemudian berkembang menjadi "agama" dalam berbagai bahasa, mengacu pada sistem keyakinan dan praktik spiritual yang diikuti oleh sekelompok orang

Agama berasal dari kebutuhan manusia untuk menjelaskan fenomena alam, kehidupan, dan makna eksistensial. Agama juga memiliki peran dalam mengatur norma sosial, moral, dan etika dalam masyarakat. Sumber agama bisa bervariasi, termasuk keyakinan spiritual, mitos, tradisi, dan filsafat.

dalam banyak agama, ajaran dan pesan dari Tuhan atau kekuatan ilahi dianggap telah disampaikan kepada manusia melalui para nabi atau rasul. Para nabi ini dianggap sebagai perantara antara Tuhan dan umat manusia, membawa ajaran, hukum, dan pedoman moral yang diharapkan diikuti oleh umat. Contoh-contoh termasuk Nabi Musa dalam agama Yahudi, Nabi Muhammad dalam Islam, dan Yesus Kristus dalam agama Kristen. Tugas utama para nabi adalah untuk menyampaikan pesan Tuhan kepada umat manusia dan membimbing mereka dalam menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran agama.

Agama memiliki berbagai manfaat yang dapat memengaruhi kehidupan individu dan masyarakat. Beberapa di antaranya meliputi:

Pedoman Moral: Agama memberikan pedoman moral dan etika yang membantu individu dalam mengambil keputusan yang benar dan menjalani hidup dengan integritas.

Rasa Makna dan Tujuan: Agama memberikan kerangka kerja untuk memahami makna dan tujuan hidup, membantu individu merasa terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri.

*Penghiburan dalam Kesulitan*: Agama dapat memberikan dukungan dan penghiburan saat menghadapi tantangan, kesusahan, atau kehilangan.

*Komunitas dan Solidaritas*: Agama sering membentuk komunitas di mana orang bisa merasa termasuk dan saling mendukung. Ini dapat memperkuat rasa solidaritas dan hubungan sosial.

*Ritual dan Praktik Spiritual*: Ritual dan praktik spiritual dalam agama bisa memberikan ketenangan pikiran, merangsang refleksi, dan membantu mengurangi stres.

*Norma Sosial*: Agama membantu membentuk norma sosial dan etika dalam masyarakat, membantu mengatur perilaku dan hubungan antarindividu.

*Kebersamaan dalam Ibadah*: Ibadah bersama memberikan kesempatan untuk berhubungan dengan sesama penganut agama, memperkuat rasa persatuan dan kerjasama.

*Pemberian dan Kepedulian Sosial*: Agama sering mendorong pemberian dan kedermawanan kepada yang membutuhkan melalui amal dan tindakan sosial.

*Membantu Mengatasi Ketidakpastian*: Dalam menghadapi ketidakpastian hidup, agama dapat memberikan keyakinan dan harapan bagi individu.

*Pentingnya Spiritualitas*: Agama memungkinkan pengembangan aspek spiritual dalam diri manusia, yang dapat memberikan perasaan kedamaian, harmoni, dan pertumbuhan pribadi.

Apa contoh nya bahwa agama bisa memberikan kedamaian ketentraman kenyamanan

Salah satu contoh yang sering dikutip adalah praktik meditasi dalam agama-agama seperti Buddha atau Hindu. Meditasi dapat membantu individu menemukan kedamaian batin, ketenangan, dan kenyamanan dalam diri mereka sendiri melalui refleksi dan pemusatan pikiran. Contoh lainnya adalah praktik doa dan spiritualitas dalam agama-agama lain, yang dapat memberikan dukungan emosional dan mental yang membantu seseorang merasa tenang dan nyaman di tengah tantangan kehidupan.

Agama dapat memberikan kedamaian dan ketentraman melibatkan beberapa faktor.

Pertama, keyakinan akan adanya kekuatan yang lebih besar atau ilahi dapat memberikan rasa perlindungan dan harapan. Ini bisa membantu mengurangi kecemasan dan stres dalam menghadapi situasi sulit.


Kedua, banyak agama mengajarkan nilai-nilai seperti cinta, kasih sayang, pengampunan, dan belas kasihan. Mengamalkan nilai-nilai ini dapat membantu membangun hubungan yang baik dengan orang lain dan mendorong sikap positif dalam interaksi sosial, yang pada gilirannya menciptakan lingkungan yang harmonis.


Ketiga, agama juga sering mengajarkan tentang etika dan moralitas, memberikan panduan tentang perilaku yang benar dan salah. Ini dapat membantu mengurangi konflik internal dan membuat individu merasa lebih baik dengan pilihan-pilihan mereka.


Keempat, keterlibatan dalam kegiatan keagamaan seperti doa, meditasi, atau pertemuan bersama umat dapat memberikan perasaan koneksi dengan sesuatu yang lebih besar, yang dapat memberikan rasa damai dan pemahaman tentang tempat seseorang dalam dunia.


Banyak agama memiliki ajaran dan prinsip-prinsip yang mengajarkan perdamaian, ketenangan, dan kebahagiaan. Meskipun tidak mungkin bagi saya untuk memberikan "dalil dari semua agama," saya dapat memberikan gambaran umum tentang bagaimana beberapa agama mengajarkan hubungan antara spiritualitas dan ketenangan batin:


Islam: Dalam Islam, mencari ketenangan batin dan kebahagiaan dianjurkan melalui ibadah, doa, dzikir, dan merenungkan ayat-ayat Al-Qur'an. Beberapa ayat menyoroti bahwa dengan mengingat Allah, hati dapat merasa tenang (QS. Ar-Ra'd [13]: 28).


Kristen: Dalam Kekristenan, konsep damai sejahtera sering dihubungkan dengan hubungan dekat dengan Tuhan melalui doa dan perenungan Kitab Suci. Yesus Kristus dalam Injil memberikan janji damai sejahtera bagi mereka yang datang kepada-Nya (Yohanes 14:27).


Buddha: Dalam ajaran Buddha, pencapaian nirwana dianggap sebagai pencapaian penuh ketenangan batin dan pembebasan dari penderitaan. Meditasi dan praktik-praktik spiritual membantu mencapai keadaan pikiran yang tenang dan bahagia.


Hindu: Dalam agama Hindu, konsep "moksha" mengacu pada pembebasan dari lingkaran kelahiran dan kematian, yang dianggap akan membawa ketenangan dan kebahagiaan abadi. Meditasi, yoga, dan praktik spiritual membantu mencapai tujuan ini.

Dalam  Hipnosis,  untuk memprogram pikiran bawah sadar seseorang adalah dengan pendekatan Keyakinan, Pengulangan dan otorita.

Semoga  bermanfaat 




GAYA BELAJAR SISWA

 



Gaya Belajar Anda Visual, Auditori, atau Kinestetik ?

1. Visual (belajar dengan cara melihat)
Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata / penglihatan ( visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.

Ciri-ciri gaya belajar visual :

  • Bicara agak cepat
  • Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
  • Tidak mudah terganggu oleh keributan
  • Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
  • Lebih suka membaca dari pada dibacakan
  • Pembaca cepat dan tekun
  • Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
  • Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
  • Lebih suka musik dari pada seni
  • Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya 

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :
1. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
2. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
3. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
4. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
5. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.

2. Auditori (belajar dengan cara mendengar)

Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang2 saja. Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ), untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.


Ciri-ciri gaya belajar auditori :
·         Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri
·         Penampilan rapi
·         Mudah terganggu oleh keributan
·        Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
·         Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
·         Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
·         Biasanya ia pembicara yang fasih
·         Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
·         Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
·         Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
·         Berbicara dalam irama yang terpola

·         Dapat mengulangi kembali, menirukan nada,berirama dan warna suara

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :
1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam
    keluarga.
2. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
3. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
4. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
5. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk
    mendengarkannya sebelum tidur.

3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)

Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.

Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :


  • Berbicara perlahan
  • Penampilan rapi
  • Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
  • Belajar melalui memanipulasi dan praktek
  • Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
  • Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
  • Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
  • Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
  • Menyukai permainan yang menyibukkan
  • Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
  • Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:

1. Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
2. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca 
    sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
3. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
4. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
5. Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.

Selasa, 22 Agustus 2023

KATA AJAIB


*KATA AJAIB* 

*Maaf,*

*Tolong,*

*Terimakasih.*

"3 kata Ajaib" yang perlu terus dilatih dan diteruskan kepada generasi selanjutnya.


Kata *"Maaf"* kepada sesama, akan menumbuhkan rasa damai.

Begitu juga ketika kita Memohon Ampunan kepada Allah atas kesalahan yang kita perbuat, menyadari lalu meminta maaf kepadaNYA.


Kata *"Tolong"* sebagai wakil meminta bantuan, karena sejatinya kita adalah makhluk sosial yang memerlukan satu sama lain. Dan,

Allah adalah sebaik-baik penolong bagi hambaNYA, maka minta tolonglah lebih dulu padaNya, bukan pada ciptaanNya.


Kata *"Terimakasih"* sebagai rasa syukur atas segala hal yang diterima dalam hidup, baik atas pemberian maupun pelajaran dari orang lain.

Berterimakasihlah sepenuh hati pada Allah dengan rasa syukur, yang dengan kita minta ataupun tidak, Allah telah memberikan setiap kebaikan dan kasih sayangNYA untuk kita.


Terus latih kebaikan dalam diri kita, sehingga kita selalu disibukkan dalam berbuat baik.

*_Jika kita telah sibuk berbuat kebaikan, maka kita tak memiliki celah melakukan keburukan._*